Pangeran Cilik: Si Petualang Kecil di Gurun Sahara

0

Judul Novel                 : Pangeran Cilik

Penulis                         : Antoine de Saint-Exupéry

Alih Bahasa                 : H. Chambert-Loir

Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun                          : 2011

Jumlah halaman           : 120 halaman

ISBN                          : 978-602-03-2341-1

            Novel dengan judul asli Le Petit Prince ini hadir pada tahun 1943 di Prancis yang kisahnya mempesona dan tak lekang oleh waktu. Novel ini menceritakan tentang seorang pria yang terjebak di Gurun Sahara karena mesin pesawatnya rusak. Saat tengah berjuang hidup di gurun yang jauh dari permukiman serta persediaan minum yang sedikit, ia terkejut karena kehadiran seorang bocah yang meminta untuk digambarkan seekor domba. Setelah digambarkan, bocah tersebut ternyata menolaknya karena domba yang digambar tampak sakit parah, seperti kambing jantan, terlalu tua, dan tidak sesuai dengan keinginannya. Pria tersebut pun menggambar sebuah kotak dan mengatakan bahwa domba yang diinginkan si bocah berada di dalam sana.

            Cerita ini membuat pembaca disadarkan bahwa apa yang terlihat belum tentu apa yang terjadi. Pembaca disuguhkan dengan pemahaman sudut pandang baru yang sarat akan imajinasi dari seorang anak kecil. Bocah tersebut diberi panggilan Pangeran Cilik.

            Pangeran Cilik melakukan perjalanan panjang sebelum tiba di gurun tersebut. Perjalanan dimulai dari tempat asalnya di Asteroid B 612 hingga ia mengunjungi berbagai planet dan sampai ke bumi. Selama di perjalanan, Pangeran Cilik bertemu dengan Raja yang kesepian, si orang angkuh yang tak punya penggemar, si peminum yang malu karena kebiasaannya, si pengusaha yang sibuk, si penyulut lampu yang taat, dan si geografer yang tak pernah tahu di mana gunung, kota, sungai, dan laut. Setiap planet menyuguhkan cerita singkat yang imajinatif, satire, menghibur, dan memberikan pemahaman baru mengenai konsep nilai moral orang dewasa dalam kehidupan melalui cerita yang ringan.

Penulis menceritakan seorang petualang cilik yang polos dan serba ingin tahu. Ceritanya menyadarkan pembaca akan nilai moral dan sosial dalam kehidupan sehari-hari serta tak jarang luput dalam pemahaman kita. Berikut beberapa kutipan dari novel Le Petit Prince

“Meskipun demikian, dia satu-satunya yang bagiku tidak tampak konyol. Mungkin karena dia sibuk dengan sesuatu yang bukan dirinya sendiri.”

“Di mana manusianya?” Akhirnya pangeran kecil bertanya lagi. “Agak sepi di gurun sini…”

“Kau bisa juga merasa sepi walaupun kau berada di tengah manusia,” kata si ular.

“Manusia? Ada beberapa, kurasa… mungkin enam atau tujuh. Aku melihat mereka beberapa tahun lalu. Tetapi tak ada yang tahu di mana bisa menemukan mereka. Angin membawa mereka ke sana dan kemari. Soalnya mereka tak punya akar, itulah sebabnya hidup sangat sulit bagi mereka.”

“Kita hanya bisa memahami apa yang telah kita jinakkan. Manusia tak lagi punya waktu untuk memahami segala hal. Mereka membeli segala barang yang sudah jadi di toko. Tetapi tak ada toko yang menjual teman, maka manusia tak lagi punya teman. Jika kau menginginkan teman, jinakanlah aku!”

“Inilah rahasiaku, sangat sederhana: Kau hanya bisa melihat jelas dengan hatimu. Hal yang penting tak terlihat oleh mata.”

Penulis menyampaikan nilai-nilai kehidupan dengan sederhana layaknya sebuah dongeng. Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama seolah-olah ialah pria yang terjebak di tengah gurun tersebut. Berdasarkan teks terjemahannya, kalimat yang digunakan cenderung luwes dan tidak kaku. Kata-kata yang digunakan tidak rumit sehingga maksud yang ingin diutarakan penulis tersampaikan dengan baik. Penulis turut melengkapi kisahnya dengan gambar ilustrasi di setiap bab (kecuali 2 dari 27 bab) mengenai perjalanan si Pangeran Cilik. Pembaca pun dapat mengetahui secara jelas maksud dari cerita yang disampaikan penulis. Ilustrasi cerita penuh dengan warna sehingga cerita tampak segar dan ringan untuk dibaca.

            Meskipun begitu, orang dewasa yang belum pernah membacanya mungkin akan menganggap novel tersebut sebagai bacaan untuk anak-anak. Tampilan sampulnya yang imajinatif, yakni  ilustrasi seorang bocah yang berdiri di atas sebuah planet yang kecil dengan taburan bintang di langit. Namun sebenarnya, hal yang hendak disampaikan di dalam cerita ini dapat ditujukan untuk orang dewasa agar mereka berhenti sejenak dari kesibukan dan merenungkan nilai-nilai kehidupan yang terlupakan.


Kontributor: Roselin Ahmadi

Penyunting: Azely Zahara

Sumber ilustrasi: Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *