The Social Dilemma: Bermanfaat atau Dimanfaatkan?

0

Genre: Dokumenter, Drama
Pemain: Kara Hayward, Tristan Harris, Barbara Gehring, Vincent Kartheiser, Catalina Garayoa
Durasi: 89 menit
Produksi: Argent Pictures, Exposure Labs, The Space Program, Netflix

“If you are not paying for the product, then you are the product.”

Film dokumenter dari Netflix ini adalah salah satu dari sekian banyak dokumenter tentang dampak media sosial bagi manusia.  Akan tetapi, film “The Social Dilemma” mengangkat dampak-dampak tersebut dari sisi developers atau para penciptanya.

Makin marak perkembangannya, pengaruh yang ditimbulkan dari media sosial makin tidak bisa terkontrol. Mantan petinggi dari berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain, bahkan merasakan sendiri akibat dari apa yang sudah mereka buat selama ini.

Sisi gelap dari media sosial pada awalnya tidak pernah disadari oleh mereka. Mereka hanya tahu teknologi tersebut membantu kita dalam banyak hal, seperti bertemu teman lama, berbagi pendapat, dan hal baik lainnya. Lama kelamaan, tujuan awal penciptaan teknologi berbanding terbalik menjadi sebuah alat pengatur tingkah laku manusia.

Mereka diwawancarai untuk mengupas rahasia mengejutkan di dalam sebuah sistem artificial intelligence (AI) yang selama ini kita agung-agungkan manfaatnya bagi umat manusia. Salah satu tokoh yang diwawancarai adalah Tristan Harris, mantan Design Ethicist di Google, yang sekarang sedang fokus dalam proyek untuk organisasiCenter for Humane Technology. Ia pun dahulu merasa kecanduan dengan Gmail. Setiap lima menit, ia secara tidak sadar mengecek pesan yang masuk ke akunnya dan membalas semua pesan tersebut selama berjam-jam.

Masalah kecanduan tersebut pasti dialami oleh setiap pengguna media sosial, seakan teknologi lebih mengontrol kita daripada kita mengontrol teknologi tersebut. Hal itu adalah masalah serius dan sangat berdampak pada kesehatan manusia. Segala aspek kehidupan mereka pasti akan dipengaruhi oleh media sosial.

Dalam hal ini, mereka berpendapat bahwa bukan manusia yang tidak bisa mengatur intensitas penggunaannya, tetapi sistemnya yang sudah di luar garis batas kewajaran. Di balik itu semua, ada beberapa orang yang mengetahui berapa lama kita melihat layar, apa saja yang kita lakukan pada tengah malam, apa yang kita sukai, produk apa yang cocok untuk kita, dan lain-lain. Sistem tersebut secara tidak sadar mengintervensi kehidupan dan kondisi psikologis kita.

Sistem memonetisasi media sosial sedemikian rupa hingga apa pun yang akan kita temui di lini masa akan berkaitan dengan iklan atau produk yang sesuai dengan keinginan kita. Mereka memanipulasi psikologis manusia demi membangun data untuk advertiser dan mencapai profit. Dulu, teknologi adalah alat yang hanya diam dengan sabar menunggu untuk digunakan. Namun, sekarang teknologi berubah menjadi alat manipulasi dan adiksi.

Tidak ada solusi yang pasti dari masalah-masalah tersebut. Setidaknya kita mulai mengerti adanya bahaya yang berkelanjutan dari media sosial. Kita tidak diperintahkan untuk membuang dan mengabaikan adanya teknologi ini, tetapi kita bisa mengurangi penggunaan terhadap media sosial.

Film ini sangat menarik untuk ditonton setidaknya sekali dalam seumur hidup. Tujuan dari film ini adalah untuk membangun social awareness dalam menghadapi era digitalisasi, khususnya bagi pengguna media sosial. Film ini juga diselingi oleh drama sebuah keluarga sebagai representasi dari banyak keluarga pada zaman ini. Hal tersebut membuat film ini sangat cocok untuk dinikmati dengan keluarga atau kerabat.


Kontributor: Farah Andini

Penyunting: Nadia Nursyabani

Sumber ilustrasi: www.thesocialdilemma.com (TheSocialDilemma)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *