Luka Indonesia Jadi Duka Mahasiswa
Januari belum rampung, tetapi berbagai bencana alam telah terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2021. Ibu Pertiwi sedang tidak baik-baik saja, deretan bencana terjadi secara beruntun, mulai dari tanah longsor, gempa bumi, banjir bandang, hingga puting beliung.
Longsor yang terjadi di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat (9/1) menarik perhatian publik karena bencana ini bermula dari teriakan histeris warga ketika melihat bukit di belakang kompleks amblas tergerus hujan. Tim SAR cukup kesulitan untuk melakukan evakuasi karena intensitas hujan yang tinggi dan rawan terjadinya longsor susulan. Menurut informasi yang dihimpun, bencana ini telah menewaskan 40 orang korban, setelah proses pencarian oleh tim SAR yang dilakukan selama 10 hari.
Berselang satu pekan, gempa mengguncang Indonesia bagian timur, tepatnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara. Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 SR kembali mengguncang wilayah Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat pada Senin (18/1). Dikutip dari kompas.com, Kepala Subseksi Siaga dan Operasi Badan SAR Nasional Sulawesi Barat, Muhammad Fathur mengatakan, hingga Rabu (20/1) telah tercatat 111 korban dengan rincian 90 korban meninggal dunia, 18 orang selamat, dan 3 orang dinyatakan hilang. Gempa susulan pun kerap terjadi wilayah Majene. Selain itu, gempa berkekuatan 7,1 SR juga mengguncang wilayah Sulawesi Utara pada Kamis (21/1) malam. Proses pencarian korban dan evakuasi masih terus dilakukan hingga hari ini.
Belum kering air mata, banjir bandang juga merendam wilayah Kalimantan Selatan. Curah hujan yang ekstrem dan dampak dari pembukaan lahan dinilai mengambil andil besar sebagai penyebab terjadinya bencana ini. Ruas jalan nasional di Provinsi Kalimantan Selatan yang menghubungkan antar Kabupaten, Kota, dan Provinsi Kalimantan Timur terputus akibat banjir yang merusak oprit jembatan. Hingga saat ini, korban meninggal dunia sudah mencapai 21 orang. Sementara itu, jumlah keluarga yang terdampak banjir sebanyak 120.284 Kartu Keluarga (KK), jumlah korban yang terdampak 342.987 jiwa dan jumlah pengungsi sebanyak 63.608. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah.
Bencana lainnya datang dari Wonogiri, Jawa Tengah, dengan terjadinya angin puting beliung yang berhasil membuat warga panik. Angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam ini bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Menurut informasi yang dihimpun, tidak ada laporan kerusakan apapun akibat peristiwa puting beliung itu. Mengingat terjadi di atas perairan waduk. Hanya saja, sempat membuat khawatir warga dan nelayan sekitar.
Deretan bencana yang terus terjadi membuat seluruh lapisan masyarakat Indonesia kembali merangkul satu sama lain. Semua unsur masyarakat bersanding bahu untuk menyelesaikan permasalahan ini. Tak terkecuali mahasiswa yang menerapkan fungsinya sebagai guardian of value. Mahasiswa berperan untuk menumbuhkan kembali semangat gotong royong dan sikap empati terhadap situasi yang terjadi saat ini.
Mahasiswa berduka karena Indonesia terluka. Oleh karena itu, Sosma Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) membuka donasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu korban terdampak bencana banjir Pengaron, Kalimantan Selatan dan gempa Majene, Sulawesi Barat. Bantuan donasi dapat diberikan melalui:
💳BRI a.n. Nindi Widyawati : 2218-01-007674-50-0
💳BCA a.n. Mutiara Fajrin Azzahra Prasha : 4210095328
💳BNI a.n. Azrial Luthfiansyah : 909346482
💳BNI Syariah a.n. Iga Yusdisti : 0685530120
💳MANDIRI a.n. Ivan Muhammad Habibie : 1330016398729
📱DANA, OVO, GOPAY a.n. Andini Dwi Putri : 081292145292
Batas donasi sampai tanggal 30 Januari 2021
Konfirmasi pembayaran:
📱0857-7738-2469 (Sukma)
📱0859-7526-7735 (Farhan)
Untuk info selengkapnya kunjungi laman instagram @bempnj. Mari berpartisipasi karena mahasiswa peduli terhadap negeri ini.
Penulis: Immanuel Aprilio
Penyunting: Yuliyanti
Sumber foto: Jawapos.com