Enola Holmes: Perempuan Juga Bisa Jadi Agen Perubahan
Identitas Film
Judul film: Enola Holmes
Sutradara: Harry Bradbeer
Produser: Mary Parent, Alex Garcia, Ali Mendes, Millie Bobby Brown, dan Paige Brown
Diadaptasi dari: The Enola Holmes Mysteries: The Case of The Missing Marquess karya Nancy Springer
Produksi: Legendary Pictures, PCMA Productions
Pemain: Millie Bobby Brown, Sam Claflin, Henry Cavill, Helena Bonham Carter
Didistribusikan oleh: Netflix
Durasi: 123 menit
Garis Besar Isi Karya
Film yang diadaptasi dari novel karya Nancy Springer ini menceritakan tentang anak perempuan dari keluarga Holmes dan perjalanannya untuk menemukan ibunya dan memperjuangkan haknya sebagai seorang perempuan. Enola Holmes merupakan saudara perempuan dari Holmes bersaudara, Mycroft Holmes dan Sherlock Holmes.
Enola tinggal berdua dengan ibunya, Eudoria, di kediaman keluarga Holmes. Bersama sang ibu, Enola diajarkan hal-hal yang tidak biasanya diajarkan kepada anak perempuan di zaman itu. Terbiasa hidup berdua dengan ibunya, Enola tidak pernah membayangkan hidup tanpa sang ibu. Di suatu malam Enola menemukan Eudoria sedang melakukan pertemuan rahasia dengan perempuan-perempuan yang tidak ia kenal.
Keesokan paginya, tepat saat ulang tahunnya yang ke-16, Enola menyadari bahwa ibunya pergi dari rumah. Tidak ada yang tau ke mana beliau pergi, tidak ada petunjuk, yang ada hanyalah hadiah ulang tahun untuk Enola dari sang ibu. Hadiah itu sangat misterius, penuh teka-teki dan kode-kode yang hanya dimengerti Enola dan sang ibu. Sejak saat itu, Enola bertekad untuk mencari ibunya dan mengajaknya pulang ke rumah untuk tinggal bersama kembali.
Ingat jika Enola hanya tinggal dengan ibunya di kediaman Holmes? Karena kejadian ini, kedua kakak laki-lakinya, Mycroft Holmes dan Sherlock Holmes kembali ke rumah untuk mengasuh Enola. Enola yang tidak pernah mengikuti sekolah perempuan mendapat kritik dari Mycroft tentang bagaimana seharusnya Ia bersikap sebagai perempuan.
Mycroft selaku wali Enola menyuruhnya untuk masuk sekolah perempuan, karena menurutnya Enola tidak tahu apa-apa. Enola yang sedari awal berniat mencari ibunya tentu saja memilih kabur ketika mengetahui keputusan Mycroft. Dengan petunjuk dari hadiah yang diberikan ibunya, Enola kabur berbekal uang dan hadiah tersebut. Berdasarkan petunjuk yang ditinggalkan oleh ibunya, kota tujuannya adalah kota London. Agar tak dikenali, Enola memilih untuk berpakaian layaknya seorang anak laki-laki. Ketika sampai di kereta menuju London, Enola bertemu dengan bangsawan yang sedang melarikan diri, Ia adalah Tewkesbury.
Awalnya Enola tak ingin ikut campur dalam masalah itu, namun kemudian berubah pikiran ketika Ia melihat orang suruhan keluarga Tewkesbury berniat membunuh Tewkesbury. Kemudian Ia mengajak Tewkesbury kabur dari kereta itu. Mereka berhasil kabur dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka yang kebetulan sama, ke London. Enola dan Tewkesbury kemudian berpisah di London. Sesampainya di London, Enola segera mencari tempat persembunyian untuk istirahat dan berlindung. Dan dari situlah, perjalanan sesungguhnya Enola mencari Sang Ibu dimulai.
Enola mencari ibunya dengan petunjuk yang Ia dapatkan. Petunjuk itu mengarah ke sebuah café. Dari café, Enola menemukan petunjuk baru ke mana Ia harus pergi mencari ibunya. Berdasarkan petunjuk itu, Ia pergi ke sebuah gudang di daerah yang kumuh. Setelah keluar dari gedung itu, Enola diancam dan diserang oleh orang suruhan keluarga Tewkesbury. Berhasil kabur, Enola kemudian memutuskan untuk menunda pencarian ibunya dan memilih untuk mencari Tewkesbury. Enola kemudian berhasil menemukan Tewkesbury, tetapi persembunyiannya terbongkar dan Ia ditarik paksa untuk pulang ke rumah dan masuk ke sekolah perempuan.
Sherlock mengunjungi Enola di sekolah, Ia mengaku kagum dengan kemampuan detektif yang dimiliki Enola. Enola hampir menyerah untuk keluar dari sekolah itu. Hingga akhirnya Tewkesbury datang dan membantunya pergi. Enola mempunyai hipotesa bahwa orang suruhan itu adalah orang suruhan dari paman Tewkesbury dan Ia berniat untuk pergi ke kediaman bangsawan itu. Meski tau bahwa itu sangat beresiko, Enola tetap bersikeras untuk datang. Sesampainya di sana, kebenaran yang tak disangka-sangka terungkap.
Menjelang akhir, tanpa diduga, Eudoria pulang ke rumah. Suasana menjadi sangat haru karena pertemuan sementara antara ibu dan anak itu. Di akhir, Enola akhirnya sadar bahwa hidup sendirian tidaklah seburuk itu dan Ia menemukan tujuan hidupnya yaitu menjadi seorang detektif dan membantu menemukan orang hilang.
Ulasan
Dengan konsep fourth-wall breaking, film Enola Holmes membuat kita merasa terjun dan ikut melihat langsung kejadian yang terjadi pada Enola. Selain hal tersebut, sebenarnya film ini mendapat kritik karena karakter Sherlock dan penggambaran tokoh Mycroft yang berbeda dari series Sherlock Holmes milik Sir Arthur Conan Doyle. Sarat dengan pesan feminisme dan kesetaraan gender, film ini cocok ditonton untuk mereka yang ingin mendapatkan pencerahan tentang contoh feminisme dan kesetaraan gender karena dibawakan dengan ringan dan santai. Bagi kalian yang menyukai genre misteri namun dibawakan dengan plot yang ringan, film ini juga sangat cocok untuk ditonton. Enola Holmes juga mengajarkan bahwa apabila ingin mencapai sesuatu sepatutnya kita kejar dengan sepenuh hati dan siapapun dapat mencapai mimpinya.
Penutup
“But now I see that being alone doesn’t mean I have to be lonely. My life is my own, and the future is up to us.” – Enola Holmes
Kata-kata yang diucapkan Enola di akhir cerita ini mengandung pesan bahwa tidak ada salahnya jika kita sendirian, karena hidup dan masa depan kita adalah milik kita sendiri.
“Live the life, but don’t do it because you’re looking for someone. Do it because you’re looking for yourself.” –Edith
Edith, salah satu perempuan yang ada di pertemuan pada malam sebelum Eudoria hilang berkata pada Enola bahwa Ia harus menjalankan hidup untuk mencari jati diri jangan untuk mencari orang lain. Dari film ini kita bisa belajar bahwa hidup kita adalah milik kita dan sudah sepatutnya kita fokus pada tujuan masing-masing. Memahami keinginan diri sendiri itu penting, agar kita tau mau jadi apa kita di masa depan nanti.
Kontributor: Muharani Zahra
Penyunting: Yuliyanti
Sumber ilustrasi: Imp Awards