Kenali Jenis Mental Illness yang Sering Terjadi pada Remaja

0

Tidak hanya pada dewasa, remaja adalah kelompok individu yang paling rentan mengalami mental illness. Mental illness memang lebih mudah terjadi pada generasi muda sebab banyak faktor risiko yang dihadapai saat masa remaja.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres selama masa remaja antara lain keinginan besar untuk lebih mandiri, tekanan saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, serta peningkatan akses dan penggunaan teknologi.

Namun, banyak remaja yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati, meskipun sebagian besar kondisi dapat diobati. Oleh karena itu penting untuk mengenal mental illness sejak dini agar dapat segera diobati. Lantas apa itu mental illness?

Pengertian Mental Illnes

Melansir dari www.alodokter.com, mental illness atau yang dapat disebut juga sebagai gangguan kesehatan mental adalah istilah yang mengacu pada berbagai kondisi yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, atau perilaku seseorang. Kondisi ini bisa terjadi hanya sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama.

Jenis – Jenis Mentall Illnes

Mental illness sangat banyak jenisnya. Masing-masing jenis memiliki gejala yang berbeda tergantung pada tingkat keparahannya. Karena berhubungan dengan pikiran dan perasaan, kondisi ini bisa dibilang membutuhkan perawatan yang cukup rumit. Meskipun begitu, mental illness tetap bisa diobati dan dikendalikan dengan perpaduan psikoterapi dan obat-obatan dari dokter.

Ada lebih dari 200 jenis mental illness yang bisa dialami seseorang. Namun, beberapa diantaranya cukup sering terjadi pada generasi muda.  Lantas jenis-jenis gangguan mental seperti apa yang rentan dialami para remaja? Berikut pembahasannya.

  1. Anxiety Disorder

Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari. Jenisnya beragam, mulai dari serangan panik, kecemasan umum, sosial, hingga fobia terhadap suatu hal.

  1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Gangguan mental pada anak milenial selanjutnya adalah ADHD. Gangguan ini menyerang bagian otak dengan gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif yang mengganggu kinerja otak. Hal tersebut bisa menyebabkan gangguan lain, salah satunya adalah gangguan belajar, terlebih jika tidak segera mendapatkan penanganan.

  1. Eating Disorder

Terdapat tiga jenis gangguan makan yang menyerang anak-anak remaja dan generasi milenial yaitu bulimia, anoreksia, dan kecenderungan makan berlebihan. Kondisi ini banyak dilatar belakangi oleh tingginya kadar stres pada anak, dan mereka melampiaskannya dengan makan berlebihan untuk mendapat ketenangan. Namun pada kasus bulimia, makanan yang sudah dimakan kembali dimuntahkan sehingga dapat kehilangan berat badan secara drastis.

  1. Bipolar

Gangguan bipolar adalah terjadinya suasana hati yang tidak normal pada aktivitas dan energi. Remaja yang mengidap gangguan ini bisa memiliki energi yang begitu besar, sehingga ia bisa menjadi lebih aktif dibandingkan dalam keadaan normal. Namun, disaat yang bersamaan ia tiba-tiba merasa terpuruk sehingga kehilangan keinginan untuk beraktivitas.

  1. Risk Taking Behavior

Risk taking behavior atau perilaku pengambilan resiko menurut Levenson (Rachmahana, 2002) adalah berbagai aktivitas yang memungkinkan membawa sesuatu yang baru atau cukup berbahaya yang menimbulkan kecemasan pada hampir sebagian besar manusia.

Para remaja juga rentan mengambil banyak risiko seperti melakukan hubungan seksual dini, merokok, minum alkohol, hingga penyalahgunaan narkoba. Tindakan kekerasan adalah perilaku pengambilan resiko yang dapat mempengaruhi pencapaian pendidikan, cedera, keterlibatan dengan kejahatan, hingga kematian.

  1. Menyakiti Diri Sendiri Hingga Bunuh diri

Terdapat beberapa faktor yang memicu perilaku bunuh diri pada remaja. Beberapa diantaranya adalah penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan di masa anak-anak, dan hambatan dalam mengakses perawatan mental. Selain itu, media sosial juga menjadi penyebab bunuh diri terbesar pada anak remaja, sebab media sosial bisa menuntut banyak hal pada anak remaja.

  1. Depresi

Depresi juga salah satu faktor yang menyebabkan banyak remaja melakukan bunuh diri. Sebab depresi yang tidak tertangani dapat memicu terjadinya kondisi lain yang lebih membahayakan, seperti keinginan untuk menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. Sayangnya depresi lebih sering tidak teratasi, dan ini membuat angka kematian remaja akibat bunuh diri semakin meningkat.

Itulah beberapa jenis mental illness atau gangguan mental yang sering terjadi pada remaja. Penting diingat bahwa siapa pun dapat mengembangkan masalah kesehatan mental. Meskipun sebagian remaja mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi berdasarkan faktor genetika dan pengalaman masa lalu, semua remaja rentan terhadap penyakit mental.

Bila kamu sedang menghadapi salah satu dari kondisi diatas, jangan ragu untuk meminta bantuan atau penanganan lebih lanjut kepada dokter atau psikolog. Sebagai generasi muda tentu harus mengenali gejalanya lebih dini. Hal ini agar penanganan dan pengobatan bisa diberikan sehingga mendapat ketenangan hati dan batin untuk masa depan yang cerah.


Penulis: Wulansari Listya Putri Utami

Penyunting: Azely Zahara Ultadani

Sumber foto: starglammagz.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *