Emergensi Demokrasi! Pemira Politeknik 2021 Telah Kehilangan Atensi?

0

Panitia Pemilihan Raya (Pemira) Politeknik 2021 telah menyalakan lonceng emergensi. Sebelumnya, open tender batch ke-1 telah dilakukan selama tujuh hari dan batch ke-2 masih berjalan hingga saat ini.

Melalui unggahan terbaru @pemirapoliteknik_2021 pada Senin (13/09), dapat diketahui bahwa terjadi penurunan minat mahasiswa untuk melanjutkan tongkat estafet kepengurusan organisasi kampus. Lalu, mengapa Pemira seperti kehilangan eksistensi di mata mahasiswa?

“Saya menyayangkan belum adanya pendaftar pasangan calon (paslon) Ketua BEM dan Wakil Ketua BEM serta MPM Independen pada Pemira tahun ini. Sebagaimana yang kita tahu, posisi-posisi tersebut sangat vital dalam keberlangsungan organisasi kemahasiswaan, advokasi, kesejahteraan mahasiswa, dan pergerakan mahasiswa. Jika tidak terjadi regenerasi, hal-hal tersebut akan terganggu dan tidak berjalan semestinya,” ungkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dicky Darmawan ketika ditanyai pada Selasa (14/09).

“Menurut saya pribadi, hal ini terjadi akibat kurangnya kesadaran mahasiswa akan rasa memiliki terhadap kampus, demokrasi, dan kepentingan bersama. Kurangnya kesadaran inilah yang membuat mahasiswa ragu dan tidak berani mengambil tanggung jawab di dalamnya. Tidak adanya kesadaran ini pula yang membuat kalah dengan berbagai kondisi dan alasan untuk tidak maju sebagai pengurus selanjutnya,” pungkasnya.

Seperti yang kita ketahui, Pemira tahun ini memperbolehkan mahasiswa tingkat dua, tiga, dan empat untuk mendaftarkan diri. Hal ini menjadi sesuatu yang baru ketika mahasiswa tingkat dua bisa mendaftar sebagai paslon Ketua BEM dan Wakil Ketua BEM untuk periode selanjutnya.

“Tentunya saya memiliki kekhawatiran karena masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa tingkat dua apabila memang menjadi pendaftar untuk paslon BEM. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah apabila tidak adanya pendaftar sama sekali. Kemampuan dan pengetahuan itu bisa diasah, tetapi memunculkan kesadaran itu sulit,” ujar Fadel Muhammad Akbar selaku Ketua MPM Periode 2020/2021.

Hingga saat ini, sebanyak enam orang mahasiswa telah mendaftarkan diri untuk posisi MPM Perwakilan Jurusan. Fadel meyakinkan bahwa banyak sekali kebermanfaatan yang bisa dilakukan apabila menjadi pimpinan organisasi. Senada dengan Fadel, Dicky berharap mahasiswa PNJ bisa memiliki rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap kampus.

Sementara itu, Muhammad Fadhil Abdillah selaku Project Officer Pemira Politeknik 2021 mengungkapkan jika jumlah pendaftar masih kurang, maka aturan pada TAP Nomor 017/TAP/MPM/PNJ/VII/2021 akan diberlakukan. Ketetapan tersebut menyatakan apabila calon BEM tidak ada, maka Ketua Umum BEM saat ini berhak memberikan tiga nama dari kepengurusannya.

Selanjutnya, apabila MPM Jurusan tidak ada dari jurusan tersebut, maka Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) wajib mengirimkan tiga nama dari pengurus HMJ yang kemudian akan dilakukan pemilihan secara tertutup oleh MPM.

Kemudian, apabila MPM Independen tidak memenuhi, maka Ketua Umum HMJ harus merekomendasikan dua nama mahasiswa dari jurusannya dan Ketua Umum BEM mengusulkan dua orang anggota Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM PNJ).


Teks: Immanuel Aprilio
Penyunting: Ariobimo Seno
Foto: Instagram @pemirapoliteknik_2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *