Foto: Raiqa Biyan

Gemagazine – Kemacetan merupakan permasalahan yang sejak dulu hingga kini menghantui kota-kota besar di Indonesia. Kemacetan menyita banyak waktu keseharian masyarakat. Setiap tahunnya, masyarakat Jakarta menghabiskan lebih dari 400 jam atau setara dengan 16 hari di jalan. Tidak berbeda dengan Jakarta, di kota lain seperti Padang dan Yogyakarta, seperempat waktu perjalanan mereka habis di tengah kemacetan.

Salah satu faktor yang menyebabkan kemacetan menurut Presiden Jokowi adalah meningkatnya penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. “Penjualan untuk mobil mencapai 1.048.000 dan kendaraan bermotor 5.221.000, angka yang sangat besar sekali. Penjualan ini meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya,” ucap Jokowi saat menghadiri pembukaan Indonesia International Motor Show 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Dapat dilihat dengan jumlah kendaraan yang fantastis tentu menimbulkan kemacetan di kota-kota besar. Pembelian kendaraan bermotor yang terus meningkat diakibatkan oleh sistem transportasi umum yang kurang memadai dan tidak mencakup seluruh daerah. Hal itu pun membuat masyarakat lebih memilih bepergian menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum.

Lantas apa solusi yang dapat pemerintah lakukan?

Setiap tahun pemerintah selalu berupaya menyediakan transportasi umum di kota-kota besar dengan harapan dapat mengurangi kemacetan. Namun, upaya dalam penyediaan transportasi saja belum cukup, pemerintah harus terus mengembangkan dan mengoptimalkan sistem transportasi tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Tatan Rustandi, “Sehebat apapun menciptakan sistem transportasi dengan baik, tanpa didukung sistem transportasi yang baik di sekitarnya, kemacetan akan tetap terjadi, sehingga orang cenderung menggunakan motor maupun kendaraan pribadi,” dalam acara Kampanye Jalan Hijau 2023 yang disiarkan di YouTube BPTJ, Jumat (17/2/2023).

Dengan demikian, upaya yang dilakukan pemerintah bukan hanya tentang penyedian transportasi umum, melainkan juga memperbaiki dan menstabilkan sistemnya.

Upaya awal yang dilakukan pemerintah yaitu menambah 12 armada bus listrik di Jakarta. Pemerintah juga baru saja meresmikan Terminal Amplas di Medan dan Terminal Tanjung Pinggir di Pematang Siantar.

Beberapa upaya penyediaan tersebut harus terus dioptimalkan agar tercipta sistem yang sesuai dan memudahkan masyarakat. Dengan demikian, upaya penyediaan yang dilakukan tidak berujung sia-sia.

Selain upaya dari pemerintah, masyarakat pun harus ikut andil dalam mengurangi kemacetan. Kebiasaan untuk menggunakan transportasi umum harus mulai ditanamkan.

Hal itu pun membuat pemerintah lebih giat untuk membenahi moda transportasi apabila ketertarikan dari masyarakat sendiri juga tinggi. (BYA/SHK)