Pentingnya Teknologi Instrumen Digital untuk Mengetahui Aktivitas Gunung Berapi

0
Foto Teknologi Instrumen Gunung Berapi
pexels.com

 

GEMAGAZINE – Gunung meletus menjadi salah satu bencana alam yang sering terjadi. Fenomena ini merupakan hal yang menakutkan bagi manusia. Selama bertahun-tahun, manusia banyak mencari cara untuk menelusuri dan mengamati aktivitas gunung berapi.

Gunung berapi akan menunjukan berbagai tanda sebelum akhirnya meletus. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati dan memprediksi waktu terjadinya letusan gunung berapi secara lebih akurat.

Teknologi informasi dan komunikasi memiliki banyak potensi untuk mengurangi dampak bencana. Khususnya, dalam sosialisasi penanggulangan bencana, memprediksi adanya bencana, membantu dalam pengambilan keputusan terkait dengan bencana, menyebarkan peringatan akan adanya bencana kepada masyarakat, dan pengelolaan korban bencana ketika sudah terjadi.

Metode dan Sensor yang Umum Digunakan untuk Mengamati Gunung Berapi

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas gunung berapi, yaitu metode seismik, metode deformasi, metode kimia gas, dan metode termal. Namun, salah satu metode yang banyak digunakan, yaitu metode deformasi. Metode ini sudah mulai banyak diterapkan untuk mengetahui aktivitas gunung api, juga diterapkan menggunakan berbagai macam sensor atau sistem. Menurut lansiran Gemagazine dari Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan ITENAS.

Metode deformasi adalah perubahan posisi, bentuk, dan ukuran materi. Berdasarkan definisi tersebut metode deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut. Apabila dikaji dari perilaku gerakan titik itu sendiri ataupun relatif dari titik yang lain.

Metode deformasi itu sendiri merupakan sistem penglihatan jarak jauh yang menggunakan data citra, kemudian diolah menggunakan metode DInSAR. DInSAR adalah teknik akuisisi dua citra Synthetic Aperture Radar (SAR) berpasangan dengan kombinasi data citra kompleks pada posisi spasial yang sama (differential SAR) atau posisinya sedikit berbeda (terrain height InSAR) pada area sama dengan melakukan perkalian konjugasi berganda. Hasil akhir berupa Model Elevasi Digital (DEM) atau pergeseran suatu permukaan bumi. Salah satu citra satelit yang bisa digunakan dalam teknik DInSAR ialah satelit Sentinel-1A.

Sentinel-1A adalah satelit dari program Sentinel-1, yang merupakan bagian dari program Copernicus oleh European Space Agency (ESA). Sentinel-1A dilengkapi dengan Synthetic Aperture Radar (SAR) yang dapat menghasilkan citra radar dengan resolusi tinggi di berbagai kondisi cuaca, baik siang maupun malam. Citra radar Sentinel-1A dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pemantauan perubahan permukaan bumi, pengamatan deformasi tanah, pemantauan banjir, pemetaan lahan, dan pemantauan kegiatan maritim.

Manfaat Menggunakan Sensor Gunung Berapi

Sensor gunung berapi dapat digunakan untuk memantau aktivitas gunung berapi, seperti gempa bumi, deformasi tanah, dan emisi gas. Data yang dikumpulkan dari sensor ini dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya erupsi. Selain itu, sensor gunung berapi dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada penduduk di sekitar gunung berapi jika terjadi erupsi, bisa digunakan juga untuk penelitian tentang aktivitas gunung berapi.

Dengan memberikan peringatan dini kepada penduduk di sekitar gunung berapi, sensor gunung dapat membantu menyelamatkan nyawa penduduk. Peringatan dini ini dapat memungkinkan penduduk untuk mengungsi ke tempat yang aman sebelum erupsi terjadi. Sensor gunung juga dapat membantu mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh erupsi gunung berapi. Dari adanya sensor gunung dan peringatan dini, penduduk setempat dapat mengambil tindakan untuk melindungi infrastruktur dan harta benda mereka sebelum erupsi terjadi.

Penggunaan sensor gunung berapi sangatlah penting untuk memahami aktivitas gunung berapi, ini memungkinkan para peneliti setempat untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sekitarnya jika terjadi potensi erupsi. Pemantauan secara terus-menerus dengan sensor ini dapat membantu mengurangi risiko dan memberikan waktu yang cukup untuk proses evakuasi jika diperlukan.

 

(ndk/vmg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *