Jejak Komunitas Sugar Glider Indonesia, Pecinta Fauna Papua

0

Foto: Andika Rahmat Hidayat

GEMAGAZINE – Di tengah maraknya problematika kesehatan mental di kalangan masyarakat, khususnya anak muda, bermain dengan hewan peliharaan menjadi salah satu jalan penyembuhnya. Fauna asal Papua, sugar glider, yang hobi melayang nan lincah ini hadir menjadi salah satu jalan penyembuh bagi para pencintanya. 

Sesuai dengan namanya, sugar glider dikenal dengan keahliannya dalam melayang (gliding). Fauna unik ini merupakan hewan nokturnal, mereka aktif di malam hari. Masyarakat awam mengenalnya dengan sebutan tupai terbang. 

“Mereka yang belum tau kadang nyebutnya pertama kali dengan sebutan tikus, lah, tupai terbang, lah. Padahal, sugar glider ini bukan tupai terbang, hewan ini adalah hewan berkantong seperti Kanguru,” ungkap Bro Siswo selaku Ketua Komunitas Sugar Glider Jakarta.

Oleh sebab itu, para pecinta sugar glider memiliki rasa tanggung jawab untuk memperkenalkan fauna unik ini kepada masyarakat luas. Salah satu upaya mereka adalah dengan membentuk suatu komunitas yang saat ini dikenal dengan sebutan Komunitas Sugar Glider Indonesia (KSGI). 

Salah satu cabang regionalnya yang cukup eksis di kalangan masyarakat sekitar Menteng adalah KSGI Regional Jakarta. KSGI Regional Jakarta berdiri sejak 7 Februari 2016. Para anggotanya biasa berkumpul di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu dan Minggu mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.

“Dulu tuh disebutnya ‘Teman-Teman Berkumpul Mempunyai Sugar Glider’, kita berkumpul di Taman Suropati ini, akhirnya buat, deh, komunitas biar bisa terkumpul orang-orang yang suka membicarakan sugar glider,” ujar Bro Siswo.

KSGI Regional Jakarta ini memiliki kegiatan rutin mingguan di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Kegiatan ini biasanya diisi oleh perkumpulan anggota yang memiliki sugar glider dengan memberikan wadah kepada pengunjung Taman Suropati untuk bermain-main, serta berkenalan dengan sugar glider secara langsung.

Saat ini KSGI Regional Jakarta telah memiliki anggota resmi sebanyak 250 orang. Walaupun begitu, setiap minggunya selalu saja hadir anggota baru di komunitas ini. Mereka biasanya mengenal KSGI melalui Facebook, Instagram, dan sosial media KSGI lainnya.

Selain kegiatan rutin mingguannya, KSGI Regional Jakarta ini juga sering mengadakan kegiatan di berbagai mall dan sekolah sekitaran Jakarta. Tujuannya tentu saja untuk mengedukasi dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang sugar glider.

Bro Siswo menjelaskan, mengenai kolaborasi dengan pihak lain, KSGI Regional Jakarta turut bekerja sama dengan Taman Margasatwa Ragunan. Dengan harapan, dapat menjadi wadah kilat untuk masyarakat mengenal sugar glider. 

Foto: Andika Rahmat Hidayat

 

Panduan Perawatan Sugar Glider

Desi, salah satu anggota KSGI Regional Jakarta, membagikan pengalamannya dalam memelihara sugar glider. Ia telah tergabung di komunitas ini selama dua tahun. Menurutnya, sugar glider ini sangat mudah perawatannya sehingga masih cocok dipelihara dan dijadikan teman bermain oleh orang awam sekalipun. 

Sesuai dengan namanya, sugar glider, hewan ini biasanya diberi asupan makanan-makanan manis, seperti apel, semangka, melon, sayur-sayuran, bubur bayi, hingga susu. Untuk waktu makan menyesuaikan usianya, biasanya yang joey (anak-anak) itu tiga kali sehari, sedangkan yang dewasa bisa dua kali sehari. 

Sugar glider aman dimandikan sekali dalam dua minggu, tidak disarankan terlalu sering karena hewan ini memiliki minyak di kulitnya. Jika terlalu sering dimandikan, dapat mengurangi minyak tersebut dan membuatnya rentan iritasi. 

Mengenai perawatan kandang, sebisa mungkin harus dibersihkan setiap hari untuk mencegah terjadinya jamur, iritasi, bahkan bakteri yang mungkin saja ada di sekitar kandang. 

Ia kembali menegaskan, perawatan sugar glider ini masih seperti merawat peliharaan pada umumnya, mudah dan tidak membutuhkan modal yang terlalu banyak. 

“Untuk perawatannya, sih, sesuai pribadi masing-masing, ya. Kalo untuk saya sendiri, sih, nggak terlalu mahal karena untuk makannya juga kayak kita aja sehari-hari, kayak untuk mandi pun bisa pakai sampo bayi-bayi, nggak harus sampo khusus sugar glider, yang penting nggak pedih di mata,” jelas Desi.

Di awal siklus adaptasi terhadap pemilik baru, sugar glider biasanya memanfaatkan indra pembaunya. Bagi yang ingin memelihara sugar glider, bisa manfaatkan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam untuk ajak hewan ini bermain, tujuannya agar dapat mengenali bau dan tidak takut terhadap pemiliknya.

“Fakta menariknya, sugar glider itu bisa nge-glide, kalo kita sering ajak main, dia bakal nurut sama kita, kayak kalo disuruh follow me!, glide!, jump!, dia bakal nurut dan ngelakuin. Jadi, buat kitanya juga nggak akan mudah ngerasa kesepian kalo udah ditemenin hewan ini, karena dia aktif banget,” tambah Desi. 

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran sugar glider menjadi salah satu penawar sunyi bagi pemiliknya. Kelincahannya hadir sebagai sosok peneman sepi dan pembawa keramaian bagi manusia. Dengan demikian, tidak heran jika fauna asal Papua ini menjadi salah satu fauna paling diinginkan dan dicari-cari oleh masyarakat untuk dipelihara.

Foto: Andika Rahmat Hidayat

 

Kehadiran KSGI Regional Jakarta di Mata Masyarakat

Kehadiran Komunitas Sugar Glider Indonesia (KSGI) di Taman Suropati menjadi salah satu hal menarik di mata pengunjung. Di tengah beragamnya kegiatan yang dapat dilakukan di taman ini, bermain dengan sugar glider menjadi salah satu pilihan aktivitas menarik yang dapat dilakukan oleh pengunjung.

Ahmad, salah satu pengunjung Taman Suropati, berpendapat bahwa komunitas ini memberikan dampak baik bagi pengunjung taman ini, khususnya anak-anak. Baginya, komunitas ini memberikan wadah edukasi untuk mengenal dan berani dengan sugar glider. Ia juga berpendapat, bahwa komunitas ini memberikan wadah untuk anak muda dapat lebih cinta dengan hewan.  

Menurut Ahmad, poin menarik dari kehadiran KSGI Regional Jakarta adalah keramahan para anggotanya. Pengunjung tidak hanya diizinkan melihat, tetapi boleh juga menyentuh bahkan bermain dengan sugar glider seperti peliharaan sendiri. Hal ini memberikan dampak rasa ingin tahu pengunjung mengenai sugar glider.

Sugar glider merupakan hewan yang memiliki harga tinggi. Ia menambahkan saran agar ke depannya komunitas ini dapat membantu orang-orang yang layak, tetapi tidak memiliki cukup dana untuk memelihara dan merawat hewan ini supaya mereka dapat diberikan harga khusus atau hak adopsi dari komunitas.

“Kemudian, saya kurang tau, nih, informasi website-nya di mana, karena kalau kita mengetahui sosial medianya, mungkin nanti kita bisa bantu sebar karena hewan ini cukup lucu,” pungkas Ahmad.

Dalam komunitas pecinta sugar glider, kesatuan dan cinta terhadap hewan ini menjadi pendorong utama. Berbagai pengalaman dan pengetahuan dibagikan, menciptakan ikatan yang kuat di antara anggota. Bersama-sama mereka merawat, belajar, dan menyebarkan kebahagiaan melalui kehadiran unik sugar glider dalam kehidupan mereka.


Foto: Andika Rahmat Hidayat

 

(sna/vmg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *