Dampak Konflik Timur Tengah bagi Indonesia
GEMAGAZINE – Konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel berdampak signifikan terhadap harga komoditas di Indonesia, tepatnya setelah Iran meluncurkan rudal ke Israel pada beberapa waktu lalu. Timur Tengah adalah salah satu kawasan yang kaya akan sumber daya alam. Konflik di kawasan ini dapat memengaruhi pasokan dan permintaan global yang akhirnya akan berdampak juga pada harga komoditas di Indonesia.
Ketika ketegangan antara Iran dan Israel meningkat, pasar minyak global menjadi tidak stabil. Investor dan spekulan pasar akan bereaksi terhadap ketidakpastian politik di Timur Tengah dengan meningkatkan harga minyak. Hal ini berdampak langsung pada harga bahan bakar di Indonesia yang akan naik secara signifikan. Kenaikan harga bahan bakar juga akan berdampak pada harga komoditas lainnya, seperti beras, gula, dan daging. Masyarakat Indonesia akan merasakan dampaknya melalui kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, konflik Iran dan Israel juga dapat mempengaruhi harga komoditas non-migas di Indonesia. Timur Tengah merupakan salah satu pasar utama bagi produk pertanian Indonesia, seperti kopi, teh, dan rempah-rempah. Ketika konflik meningkat, perdagangan antara Timur Tengah dan Indonesia dapat terganggu. Hal ini akan memengaruhi harga komoditas pertanian di Indonesia, terutama karena permintaan dari pasar Timur Tengah menurun. Dengan demikian, petani dan produsen komoditas pertanian di Indonesia akan menghadapi kesulitan dalam menjual produk mereka, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga di pasar domestik.
Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Harga Komoditas di Indonesia
1. Harga minyak
Timur Tengah adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Konflik di kawasan ini dapat mengganggu pasokan minyak global sehingga akan mempengaruhi harga minyak di pasar internasional. Ketika konflik meningkat, harga minyak cenderung naik karena investor sering kali khawatir akan terganggunya pasokan minyak. Kenaikan harga minyak ini akan berdampak langsung pada harga bahan bakar di Indonesia, termasuk bahan bakar kendaraan dan bahan bakar industri. Hal ini akan meningkatkan biaya produksi dan transportasi, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas di Indonesia.
2. Harga gas
Selain minyak, Timur Tengah juga menjadi produsen gas alam terbesar di dunia. Konflik di kawasan ini dapat mengganggu pasokan gas alam global, yang pada gilirannya akan mempengaruhi harga gas alam di pasar internasional. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor gas alam dari Timur Tengah. Jika pasokan gas alam terganggu akibat konflik, harga gas alam di Indonesia kemungkinan akan naik. Kenaikan harga gas alam ini akan berdampak pada biaya produksi di sektor industri, khususnya yang menggunakan gas alam sebagai bahan bakar. Akibatnya, harga komoditas yang diproduksi oleh sektor industri tersebut juga akan naik.
3. Harga pangan
Konflik di Timur Tengah juga dapat berdampak pada harga pangan di Indonesia. Timur Tengah adalah salah satu kawasan penghasil gandum terbesar di dunia. Jika konflik mengganggu produksi dan pasokan gandum dari wilayah ini, harga gandum di pasar internasional kemungkinan akan naik. Kenaikan harga gandum akan berdampak pada harga tepung terigu di Indonesia, yang nantinya akan memengaruhi harga roti, mie, dan produk pangan lainnya. Selain itu, konflik juga dapat mengganggu pasokan daging, sayuran, dan buah-buahan dari Timur Tengah, yang dapat menyebabkan kenaikan harga pangan di Indonesia.
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat
Dengan harga minyak dunia yang dinyatakan dalam dolar AS, maka fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan mempengaruhi harga impor minyak. Jika Rupiah melemah terhadap dolar AS, maka harga impor minyak akan naik dan sebaliknya. Meskipun demikian, pemerintah menyatakan komitmennya untuk menjaga berbagai indikator agar perekonomian Indonesia tetap stabil. Di sisi lain, gejolak akibat konflik dan masih tingginya kebijakan suku bunga global dalam jangka panjang telah memengaruhi berbagai indikator stabilitas.
“Dampak terhadap kurs Rupiah utamanya terhadap US dolar, kita perhatikan hari-hari ini dengan sangat seksama. Pemerintah, kami di Kemenkeu kerja sama dengan BI, OJK, dan LPS dalam konteks KSSK untuk menjaga stabilitas variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi kita. Namun, kita harus tetap terus waspada dan beberapa variabel kita perhatikan dengan sangat seksama, bagaimana kita melihat pergerakan kurs, harga minyak, dan suku bunga di tingkat dunia,” tegas Suahasil. Dikutip dari kanal Youtube Bappenas RI oleh Menteri Keuangan dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2024.
(ndk/sh)