Perjalanan Mempelajari Budaya melalui PMM di PNJ
JAKARTA, GEMAGAZINE – Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) telah menjadi pusat kegiatan akademik dan budaya yang beragam. Dengan semangat Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul untuk bertukar pengalaman, pengetahuan, dan budaya.
Program ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka, tetapi juga membantu memperkuat jaringan antarbudaya yang penting dalam mewujudkan persatuan bangsa. Melalui kegiatan modul nusantara, mahasiswa PMM menjelajahi dan meresapi kekayaan budaya Indonesia, memberikan kontribusi yang berarti bagi pengayaan kehidupan kampus.
Eksistensi program ini di PNJ bukanlah semata tentang peningkatan kualitas akademik semata, tetapi juga tentang pengayaan budaya dan pemahaman tentang keberagaman Indonesia. PMM menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk melampaui batas geografis dan mengeksplorasi beragam kekayaan budaya, serta tradisi yang ada di berbagai daerah. Dengan demikian, setiap modul nusantara yang dijalankan bukan hanya sekadar kunjungan atau eksplorasi, tetapi merupakan perjalanan yang mendalam ke dalam esensi keberagaman budaya Indonesia.
PMM menjadi wadah yang penting bagi mahasiswa untuk bertukar sementara, tetapi meninggalkan kesan yang berkesan selamanya. Dalam era globalisasi ini, pertukaran budaya menjadi semakin penting dalam memperkaya pengalaman dan memperdalam pemahaman tentang kompleksitas kehidupan manusia.
Memperdalam Pengalaman Berbudaya di Monumen Nasional
Dalam modul nusantara ke-5 yang dilaksanakan di Monumen Nasional (Monas), mahasiswa PMM dibawa dalam perjalanan melalui sejarah dan kebudayaan Indonesia. Farhan, Ketua Tim 1 mahasiswa pertukaran, menegaskan bahwa kegiatan modul tersebut mencakup kunjungan ke puncak Monas, mendengarkan proklamasi, serta eksplorasi museum sejarah.
Kegiatan modul tersebut bukan hanya mengajak mahasiswa untuk belajar tentang sejarah, tetapi juga memotivasi mereka untuk menghargai perjuangan orang-orang terdahulu. Dalam kesempatan tersebut, mereka tidak hanya menikmati keindahan Monas, tetapi juga meresapi kekayaan sejarah dan budaya yang ada, memberikan kesan yang mendalam bagi mereka.
Sebagaimana dinyatakan oleh Farhan, “Dari pengalaman ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang sejarah, tetapi juga tentang pentingnya menghargai dan memahami warisan budaya bangsa.”
Pengalaman modul nusantara ke-5 yang dijalani oleh mahasiswa PMM di Monas memberikan penegasan yang kuat terhadap pentingnya pertukaran budaya. Kunjungan mereka ke Monas bukan hanya sekadar melihat-lihat atau mendengarkan penjelasan tentang sejarah, tetapi juga sebuah perjalanan mendalam ke dalam warisan budaya dan perjuangan bangsa.
Membangun Koneksi Budaya di Perpustakaan Nasional
Dalam modul nusantara ke-6, mahasiswa PMM mengunjungi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk mengeksplorasi kekayaan literatur Indonesia. Wawancara dengan Dani, Ketua Tim 2 Modul 6, mengungkapkan bahwa kunjungan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan literasi mereka. Di sini, mereka dapat mengakses berbagai buku dan materi yang tidak hanya memperluas wawasan akademik, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang budaya Indonesia.
“Kebetulan di modul nusantara ke-6 ini mengunjungi Perpustakaan Nasional, di sini itu kegiatannya, ya, temen-temen di semua kelompok dibebaskan mau explore apa aja yang mau dicari di sini, bebas mencari buku atau sekedar untuk refreshing aja,” katanya.
Kunjungan ini tidak sekadar menjadi kegiatan memperkenalkan budaya, melainkan juga menjadi kesempatan untuk mempererat ikatan sosial di antara anggota kelompok. Dalam suasana diskusi santai dan berbagi informasi tentang buku-buku yang mereka temui, mahasiswa PMM menjalin persaudaraan yang erat berdasarkan cinta mereka terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Dengan setiap langkah di lantai perpustakaan, mereka tidak hanya memperkaya isi buku kehidupan mereka sendiri, tetapi juga membuka bab baru dalam perjalanan pengembangan diri mereka sebagai pemimpin masa depan yang berwawasan luas.
Membangun Kesadaran Budaya melalui Interaksi Lokal
Dosen pendamping PMM, Syan Rosyid Adiwinata, juga memberikan pandangannya. Dia menyatakan bahwa tantangan utama dalam mendampingi mahasiswa pertukaran adalah memperkenalkan mereka pada budaya lokal sambil mempertahankan identitas budaya mereka sendiri. Melalui interaksi dan kunjungan ke berbagai tempat budaya, mahasiswa dapat memperluas pemahaman mereka tentang Indonesia secara keseluruhan.
Selain itu, Syan juga menyoroti pentingnya memfasilitasi pertukaran budaya antara mahasiswa lokal dan mahasiswa pertukaran. Sebagai contoh, melalui kunjungan ke museum-museum dan komunitas lokal, mahasiswa dapat lebih memahami budaya lokal tanpa kehilangan identitas budaya mereka sendiri.
“Kita ajak mereka ke museum-museum, kita ajak mereka ke komunitas-komunitas yang ada di sekitaran Kota Depok sehingga mereka pun jadi tahu habit atau kebiasaan warga Depok atau warga Jakarta seperti apa, sih. Nah, ini bisa memfasilitasi mereka lebih mengenal lagi tentang budaya lokal yang ada tanpa harus menghilangkan budaya mereka sendiri, tetap mempertahankan budaya aslinya, tapi budaya mereka yang baru mereka pelajari itu dianggap sebagai sebuah wawasan,” ujar Syan.
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk saling mengenal, berbagi pengalaman, dan menghormati perbedaan budaya. Program PMM di PNJ tidak hanya membantu memperdalam pemahaman tentang budaya Indonesia, tetapi juga membangun hubungan yang harmonis antara mahasiswa dari berbagai daerah.
Dengan demikian, melalui pendekatan yang inklusif dan saling memahami antarbudaya, program PMM di PNJ bukan hanya menjadi wadah untuk pertukaran budaya sementara, tetapi juga meninggalkan kesan yang berkesan selamanya bagi mahasiswa. Sebagaimana dirangkum dalam slogan PMM, “Bertukar sementara, Berkesan selamanya,” pengalaman pertukaran budaya di PNJ menciptakan ikatan yang abadi dalam keragaman budaya Indonesia.
(ndk/vmg)