M. Jamal, Wartawan TVRI yang Tewas Didatangi Pria Misterius

0

Foto: Freepik.com

GEMAGAZINE – Jamal lahir pada 1 Januari 1968 di Ajun, Aceh Besar. Ishak Ahmad dan Ti Aman merupakan nama orang tuanya. Karirnya di TVRI dimulai pada April 1991, setelah mengikuti testing dengan ijazah jenjang SMA. Tiga tahun bekerja, tepatnya pada 26 Mei 1994, Jamal mempersunting Yusniarni, gadis Desa Keude Bieng, Lhoknga lulusan S1 FKIP bahasa Inggris UIN Banda Aceh sebagai istri. Pasangan ini dikaruniai tiga anak.

Jamal dikenal sebagai karyawan teknis yang gesit. Ia kerap meliput berbagai peristiwa penting di Aceh dengan reporter yang berbeda. Yusri Usman dan Maimun merupakan teman M. Jamal yang memiliki kenangan tersendiri dengannya. Yusri mengungkapkan, Jamal termasuk juru kamera yang berani mengambil risiko. Jamal pernah masuk dan mengambil video kegiatan pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meski hasilnya tidak disiarkan oleh TVRI.

Kronologi Kasus Penculikan Jamal

Foto M. Jamal (Sumber: Buku Mati Karena Berita: Kisah Tewasnya Sembilan Jurnalis Indonesia)

Pada bulan Mei 2003, Jamal berdinas sore hari setelah bertugas malam sehari sebelumnya. Ia memanfaatkan waktu luang pagi hingga siangnya untuk acara keluarga, termasuk datang ke acara Kenduri di kawasan rumah salah satu keluarganya bersama istri dan kedua anaknya. Sepulang Kenduri, Jamal menyempatkan diri istirahat sejenak di rumah. Sekitar pukul 15.30 WIB, ia pamit kepada keluarga untuk pergi ke kantor. Dengan menggunakan sepeda motor yang biasa dipakai sehari-hari, ia menempuh waktu sekitar 20 sampai 30 menit dari rumah ke kantornya.

Foto Kantor TVRI Banda Aceh (Sumber: Buku Mati Karena Berita: Kisah Tewasnya Sembilan Jurnalis Indonesia)

Jamal tiba di kantor sekitar pukul 16.00 WIB. Tak berselang lama, mobil jenis Kijang kapsul berwarna biru masuk ke kompleks gedung TVRI Stasiun Aceh. Mobil tersebut diparkir sekitar 20 meter dari depan pintu masuk gedung kantor. Dua orang berpakaian ‘preman’ turun dari mobil menghampiri Nasrullah, satpam TVRI. Dua orang lainnya siap siaga dekat mobil dan satu orang lagi duduk di bangku depan mobil. Tidak lama, Nasrullah naik ke lantai dua diikuti dua orang tamu tak diundang tersebut. Lantai dua merupakan tempat karyawan TVRI bekerja termasuk ruang studio, administrasi, dan tenaga teknik.

Foto Ruangan M. Jamal Sumber:  (Buku Mati Karena Berita: Kisah Tewasnya Sembilan Jurnalis Indonesia)

Nasrullah memanggil M. Jamal di ruangannya, memberitahukan bahwa ada orang yang hendak bertemu. Sementara itu, kedua tamu menunggu di pintu tangga. “Di sini mereka menunggu,” kata seorang rekan kerja Jamal yang kini masih aktif di TVRI Stasiun, Senin 4 Juli 2022. Setelah itu, M. Jamal keluar dari ruangan menemui kedua tamu menuruni tangga menuju lantai dasar. Rekan kerja tersebut melihat dari celah jendela kaca ke arah halaman kantor, tempat satu unit mobil Kijang kapsul berwarna biru diparkir. Tampak Jamal dinaikkan ke dalam mobil dan mobil tersebut langsung berbelok keluar kompleks TVRI Aceh.

Terdapat dua versi peristiwa penjemputan oleh orang berpakaian preman ini. Pihak TVRI mengingat kejadiannya pada Selasa 20 Mei 2003 atau hari kedua setelah Aceh ditetapkan berstatus darurat militer. Di sisi lain, keluarga Jamal mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada 26 Mei 2003.

Dugaan Terhadap Penculikan Jamal

(Sumber: Freepik.com)

Sore itu, tak satu pun menduga sesuatu yang buruk akan terjadi terhadap Jamal. Kecurigaan bercampur kekhawatiran mulai muncul setelah Jamal tidak masuk kantor pada keesokan harinya. Pihak keluarga pun juga memberitahu pihak TVRI Banda Aceh bahwa Jamal belum pulang ke rumah.

Pihak yang membawa pergi Jamal pada Mei 2003 itu masih menjadi tanda tanya. Sejumlah narasumber menduga orang tidak dikenal yang menjemput Jamal adalah personel gabungan dari TNI dan Polri. Semasa darurat militer di Provinsi Aceh, pasukan misterius ini disebut sebagai Satuan Gabungan Intelijen (SGI) yang merupakan gabungan dari berbagai kesatuan, baik Polri maupun TNI. Indikasi terhadap mereka sangat kuat karena sejumlah alasan, salah satunya adalah karena lokasi kompleks TVRI Stasiun Aceh itu sendiri yang berada dalam pengawasan aparat keamanan Indonesia.

Ada yang menyebut daerah ini berada di dalam Bawah Kendali Operasi (BKO) kesatuan Brigadir Mobil (Brimob). Namun, ada yang mengatakan daerah ini dalam pengawasan militer karena ada pos TNI di dekatnya. “Sehingga saat itu sangat tidak mudah bagi GAM dapat masuk ke halaman TVRI, apalagi pada sore hari,” menurut sumber lain.

Beberapa Upaya Dilakukan dalam Penyelesaian Kasus

Hari kedua setelah kejadian penjemputan Jamal oleh orang tak dikenal, pihak TVRI Aceh mulai melakukan berbagai upaya pencarian. Mereka menghubungi Panglima Komando Daerah Militer (Kodam), Iskandar Muda, di Banda Aceh. Hal yang sama kemudian juga dilakukan Direktur Utama TVRI Pusat. Selain menghubungi aparat keamanan, berita pun terbit pada hari itu. “Hari itu juga kita sudah beritakan tentang hilangnya Jamal,” ungkap Kepala Pemasaran TVRI, Aceh Yenni Marlinda.

Yenni Marlinda menambahkan, beberapa hari setelah peristiwa penjemputan itu, Jamal sempat menghubungi Akbar Saidi yang juga karyawan TVRI Aceh. Dalam telepon itu, Jamal mengatakan bahwa ia sudah “diambil‟ dan sedang berada di suatu tempat. Ia minta bantuan untuk dibebaskan. Yusniarni juga sempat berbicara dengan suaminya melalui telepon beberapa hari setelah penjemputan itu. “Dek, abang kadicok (sudah diambil),” kata Yusniarni menirukan ucapan suaminya saat itu, tetapi Yusniarni tidak tahu di mana posisi suaminya. “Bang Jamal berpesan agar jangan banyak bicara. Semakin banyak bicara takutnya semakin banyak salah,” pungkas istri Jamal.

Pencarian Yusniarni berakhir pada 18 Juni 2003. Hari itu Yusniarni menerima telepon dari TVRI yang mengatakan bahwa Jamal sudah ditemukan sehari sebelumnya. Ia diminta agar segera ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) di Lampriet, Banda Aceh.

Ia pergi ke RSUZA bersama suami dari kakak sepupunya, Ali Angkasa, yang juga pegawai TVRI Aceh. Hatinya berdebar ketika dibawa ke ruang jenazah. Ternyata ia dipanggil ke sana untuk melihat dan memastikan apakah jenazah yang ditemukan adalah Jamal. “Saya lihat ciri-cirinya, itu benar Bang Jamal. Saya tahu persis mulai dari bekas goresan luka di dagu hingga kuku jari dan kakinya, karena saya sering potong kukunya,” kata Yusniarni.

Video Gerakan Aceh Merdeka menjadi Petunjuk Kasus

(Sumber: Freepik.com)

Motif penculikan terhadap Jamal ini masih menjadi misteri, apakah karena karya jurnalistiknya atau ada sebab lain. Yusniarni mengatakan, sebelum dijemput pria tak dikenal di TVRI Aceh, Jamal sudah pernah diperiksa oleh aparat keamanan, tetapi ia tidak tahu di mana pemeriksaannya.

Yusniarni mengatakan, suaminya itu diperiksa karena TNI/Polri menemukan dokumen video GAM. Dalam video itu, terlihat Jamal sedang duduk memegang kamera berlogo TVRI. “Mungkin Bang Jamal waktu itu ikut meliput acara GAM, ada yang videokan saat Bang Jamal istirahat. Akibatnya Bang Jamal diperiksa tentara,” ungkapnya.

Mantan kepala pemberitaan TVRI Banda Aceh, Yoserizal Ananda, mengatakan penyebab pasti dari penjemputan Jamal ini memang tidak diketahui pasti. Namun, ia mendengar informasi bahwa kemungkinannya terkait dengan TNI yang menemukan video tentara GAM yang sedang latihan.

Dalam video tersebut, terlihat wajah Jamal di dalamnya. Menurut informasi yang didengar Yoserizal, video itu diedit di sebuah tempat di Aceh. Ia memastikan editing video itu tidak di kantor TVRI Banda Aceh. “Video itu kemudian digandakan dan disebarkan. Saya dengar orang yang ikut dalam proses menggunakan video itu juga hilang,” katanya. Yoserizal mengatakan, sebenarnya cukup banyak jurnalis di Aceh yang pernah liputan dalam acara GAM atau kenal baik dengan petingginya.

Tidak ada proses hukum atas kasus tewasnya Jamal ini. Yusniarni mengaku tidak mengadvokasi lebih jauh soal kematian dan penculikan suaminya tersebut. Namun, ia juga tidak menutup akses bagi siapa pun dan lembaga mana pun yang akan melakukan advokasi. Ia berharap berharap pemerintah memperhatikan masa depan ketiga anak-anaknya.

(sna)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *