Festival Sumarak Minangkabau di Ibu Kota

0

Foto: Muhammad Yahya Ayyas/GEMAGAZINE

GEMAGAZINE, Jakarta – Festival Sumarak Minangkabau tahun ini menjadi ajang yang telah dinantikan oleh warga Jabodetabek, terutama mereka yang memiliki darah Minangkabau. Acara tahunan ini digelar selama empat hari penuh di Blok M Square, Jakarta Selatan, dengan menyajikan aneka kuliner khas Sumatera Barat, pertunjukan seni tradisional, dan berbagai aktivitas lainnya yang mengingatkan pengunjung akan kampung halaman.

Selain menjadi jembatan penghubung kenangan dan persahabatan, festival ini juga menjadi sinar harapan bagi kebangkitan UMKM yang tertatih-tatih pascapandemi Covid-19. Berbagai hidangan khas Minangkabau dipamerkan dan dijajarkan oleh para pelaku usaha, memberikan hembusan angin baru bagi mereka yang sempat tenggelam dalam gelombang pembatasan sosial.

Di samping itu, festival ini juga berperan dalam melestarikan kearifan lokal Minangkabau. Berbagai kesenian tradisional, seperti seni tari, randai, dan silat, dipentaskan untuk memperkenalkan budaya Sumatera Barat kepada pengunjung, khususnya generasi muda perantau Minang di Jabodetabek.

Dengan menggabungkan unsur nostalgia, pemulihan ekonomi, dan pelestarian budaya, festival ini menjadi wadah bagi warga Jabodetabek untuk mengenang masa lalu, merayakan keberagaman, serta memperkuat rasa persatuan di antara sesama perantau Minang.

Menyambut Nostalgia Minang di Ibu Kota

Festival Sumarak Minangkabau tahun ini menjadi panggilan jiwa bagi perantau Minangkabau di Jabodetabek. Digelar di Jakarta Selatan, Blok M Square. Acara ini menyulam kenangan kampung halaman selama empat hari yang penuh kehangatan. Pengunjung disuguhi rasa dan aroma kuliner Sumatera Barat, gemulai tarian tradisional, serta berbagai aktivitas lainnya yang mengingatkan mereka akan kampung halaman.

Bagi Mela Silviani, misalnya, festival ini menjadi kesempatan untuk melepas rindu akan tanah kelahiran suaminya. “Karena suami saya orang Padang, jadi saya penasaran. Ini kan baru pertama kali, ya, ke acara kayak gini, jadi penasaran aja sama kuliner dari tanah Minang,” ungkapnya.

Begitu pula dengan Brigita, warga Jakarta Selatan yang pada awalnya tidak memiliki rencana untuk mengunjungi festival. Namun, saat kebetulan melintas, ia dan teman-temannya tertarik untuk mencoba kuliner tradisional yang tersaji. 

“Acaranya juga digelar weekend jadi bisa memberi edukasi, walaupun hari libur kepada banyak orang,” katanya.

Membangkitkan UMKM Pascapandemi

Acara ini bagai mata air di padang tandus bagi warga Jabodetabek, terutama mereka yang memiliki darah Minangkabau. Selama empat hari penuh, Blok M Square, Jakarta Selatan, berubah menjadi panggung perayaan budaya, menyuguhkan cita rasa kuliner Sumatera Barat, pertunjukan seni tradisional, dan berbagai kegiatan yang menghidupkan kembali kenangan akan kampung halaman. Bagi perantau Minang di Ibu Kota, festival ini merupakan jembatan emas yang menghubungkan mereka dengan akar budaya serta mengeratkan tali persaudaraan.

Selain menjadi sarana silaturahmi dan nostalgia, festival ini juga berperan penting dalam membantu pemulihan UMKM pascapandemi Covid-19. Berbagai produk kuliner khas Minangkabau dipamerkan dan dijual oleh para pelaku usaha, memberikan angin segar bagi mereka yang sempat terpuruk akibat pembatasan sosial. Defran, salah satu penjual nasi kapau, mengungkapkan bahwa festival ini sangat membantu dalam meningkatkan penjualan.

“Alhamdulillah, sih, membantu banget, ya. Soalnya, mayoritas juga banyak orang Sumatera di sini, kadang mau pulang kampung susah, makanya diadain seperti ini buat kulineran gitu,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Neni, pedagang lado hijau asal Bukit Tinggi. Menurutnya, festival ini penting untuk menunjang UMKM yang terpuruk akibat pandemi.

“Penting sekali untuk menunjang UMKM. Bagus sekali,” kata Neni.

Di sisi lain, Festival Sumarak Minangkabau juga berperan dalam melestarikan kearifan lokal Minangkabau. Berbagai kesenian tradisional, seperti seni tari, randai, dan silat, dipentaskan untuk memperkenalkan budaya Sumatera Barat kepada pengunjung, khususnya generasi muda perantau Minang di Jabodetabek. Melalui festival ini, peserta dapat mempelajari dan menyaksikan langsung keunikan budaya Minang, mulai dari kuliner, musik, hingga olahraga tradisional. Hal ini penting dilakukan untuk memupuk rasa bangga dan menjaga identitas budaya di tengah pengaruh globalisasi.

Melestarikan Kearifan Lokal Minangkabau

Selain menjadi ajang silaturahmi dan pemulihan ekonomi, Festival Sumarak ini juga berperan dalam melestarikan kearifan lokal Minangkabau. Kegiatan lain yang disajikan meliputi bazar kuliner, pertunjukan musik, permainan tradisional anak nagari, dan lainnya. Semua ini bertujuan untuk mengangkat dan mempromosikan budaya Minangkabau, khususnya bagi generasi muda di Jabodetabek yang jarang mendapatkan pemaparan langsung.

“Ini juga merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Jadi, supaya semua orang dari Sabang sampai Merauke bisa merasakan makanan tradisional suku Minangkabau,” tutur Brigita, pengunjung festival.

Bagaikan menabur benih di lahan subur, Festival Sumarak Minangkabau 2024 menjadi wadah untuk menumbuhkan kembali rasa cinta dan apresiasi masyarakat urban terhadap kekayaan budaya Minangkabau. Melalui kegiatan yang penuh nuansa nostalgia, pengunjung diharapkan dapat turut melestarikan warisan leluhur dan menjaga keberlanjutan tradisi yang telah mengakar sejak lama.

Selain itu, festival ini juga menjadi jembatan emas yang menghubungkan generasi muda perantau Minangkabau dengan akar budaya mereka. Di sini, mereka dapat menghirup kembali udara kampung halaman, menyejukkan kerinduan akan ranah Minang, dan mengukir kembali identitas Minangkabau di hati sanak saudara serta masyarakat di Ibu Kota.

Layaknya rumah yang menyambut anggota keluarga yang telah lama pergi, Festival Sumarak Minangkabau menjadi titik temu bagi warga Jabodetabek yang merindukan Sumatera Barat. Di sini, mereka dapat bersua kembali, saling berbagi cerita, dan mempererat tali silaturahmi. Setiap langkah dan setiap gigitan makanan khas Minang seakan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan, menumbuhkan rasa memiliki dan bangga akan identitas budaya yang telah mengakar sejak lama.

 

(ndk/vmg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *