Fenomena NEET: Tantangan Besar bagi Generasi Muda

1000309466

Foto: M. Yahya Ayyash

GEMAGAZINE – Generasi muda saat ini menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan. Mereka harus menghadapi tekanan akademik, persaingan ketat di dunia kerja, hingga ekspektasi sosial yang terus meningkat. Dalam situasi ini, muncul sebuah fenomena yang menarik.

Not in Education, Employment, or Training (NEET) Merujuk pada individu yang tidak menempuh pendidikan, bekerja, atau mengikuti pelatihan keterampilan. Fenomena ini kian banyak ditemukan di kalangan generasi muda dengan berbagai latar belakang. Bagi beberapa orang, menjadi NEET adalah keputusan yang disengaja. Namun, bagi yang lain, hal ini merupakan situasi yang tidak dapat dihindari.

Pada tahun 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk kelompok usia muda (15-24 tahun) merupakan TPT tertinggi di Indonesia yaitu 43,05 persen. Dari tahun ke tahun, TPT pada kelompok usia ini selalu berada pada tertinggi, yaitu pada kisaran 20-40 persen posisi. Laporan Gemagazine dari Jurnal Faktor yang mempengaruhi masa pandemi Covid-19 di Indonesia , Jumat (14/03/2025).

Fenomena NEET semakin relevan di tengah berbagai tantangan ekonomi serta sosial yang dialami generasi muda. Tingginya angka kemiskinan pada kelompok usia 15-24 tahun menunjukkan perlunya pemahaman lebih dalam mengenai faktor-faktor penyebabnya serta upaya mencari solusi agar anak muda dapat keluar dari kondisi tersebut.

Faktor Penyebab Meningkatnya Jumlah NEET

Indonesia berada pada posisi pertama negara dengan persentase NEET tertinggi di kawasan ASEAN pada tahun 2016. Laporan Gemagazine dari Jurnal Distribusi dan Karakteristik Pemuda NEET di Indonesia , Jumat (14/03/2025).

Beberapa faktor ikut mempengaruhi meningkatnya jumlah NEET di kalangan generasi muda, salah satunya adalah jenis kelamin. Perempuan lebih berisiko mengalami kondisi ini akibat keterbatasan akses kerja, norma sosial, dan tanggung jawab domestik yang lebih besar.

Usia juga berperan sebagai salah satu faktor penyebab. Semakin mendekati usia 24 tahun, tantangan beralih dari dunia pendidikan ke dunia kerja semakin besar, terutama dengan minimnya pengalaman dan keterampilan. Kondisi ini membuat peluang bersaing di pasar kerja semakin kecil.

Aspek geografis juga menjadi salah satu penyebabnya, terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Minimnya industri dan terbatasnya akses ke program pelatihan membuat generasi muda di daerah tersebut lebih sulit untuk berkarier dibandingkan dengan mereka yang berada di perkotaan.

Kurangnya pengalaman dalam kursus atau pelatihan dapat memperburuk keadaan. Individu yang tidak pernah mengikuti pelatihan cenderung memiliki keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga lebih sulit mendapatkan posisi di dunia kerja.

Selain itu, tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap prospek karier seseorang. Meskipun pendidikan tinggi dapat membuka lebih banyak pilihan, tidak ada jaminan langsung untuk memperoleh pekerjaan setelah lulus.

Terakhir, status perkawinan dapat menjadi faktor yang memperbesar risiko NEET, terutama bagi perempuan yang telah menikah. Banyak dari mereka lebih memilih atau terpaksa fokus pada urusan rumah tangga dibandingkan melanjutkan pendidikan atau bekerja.

Dampak Fenomena NEET

Fenomena NEET membawa pengaruh besar di berbagai aspek kehidupan. Dalam bidang ekonomi, pembatasan pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak generasi muda yang tidak bekerja atau mengenyam pendidikan, semakin besar pula potensi penurunan produktivitas suatu negara.

Dari sisi sosial, meningkatnya jumlah anak muda yang tidak bekerja atau bersekolah berpotensi menyebabkan buruknya kesejahteraan sosial dan menurunkan kesejahteraan generasi muda. Ketidakaktifan dalam dunia kerja maupun pendidikan membuat mereka sulit membangun hubungan sosial, yang dapat memicu perasaan terasing serta minimnya partisipasi dalam masyarakat.

Dampak pada individu juga tidak kalah besar. Kehilangan keterampilan dan pengalaman selama menjadi NEET membuat mereka semakin sulit untuk masuk ke dunia kerja. Kurangnya pengalaman profesional serta keterampilan yang tidak diasah dalam jangka waktu lama dapat menurunkan kepercayaan diri dan daya saing mereka di dunia kerja.

Solusi Mengurangi Jumlah NEET

Untuk mengurangi jumlah NEET dan mendorong keterlibatan generasi muda dalam aktivitas produktif, berbagai upaya dapat diterapkan. Salah satunya adalah memperluas akses pendidikan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran serta distribusi informasi, khususnya di wilayah terpencil.

Kemudian, program pelatihan dan keterampilan juga harus dikembangkan dengan memperluas akses kursus serta pelatihan berbasis industri, sehingga generasi muda memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Selain itu, kesetaraan gender di dunia kerja juga harus diperhatikan dengan mengurangi diskriminasi terhadap perempuan dalam mendapatkan pekerjaan, termasuk memberikan akses yang lebih luas terhadap pelatihan dan kesempatan kerja yang setara.

Langkah berikutnya adalah menyediakan lebih banyak program transisi dari pendidikan ke pekerjaan, seperti pelatihan magang dan pelatihan berbasis industri, guna meningkatkan kesiapan kerja serta memperkuat keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja.

Terakhir, peningkatan kesempatan kerja di daerah pedesaan perlu dilakukan dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di luar kota besar, sehingga anak muda tidak harus bermigrasi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.

Memahami NEET di kalangan muda penting sebagai salah satu usaha mengurangi efek jangka panjang kemiskinan. Dilaporkan Gemagazine dari Jurnal Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Penduduk Usia Muda yang Tidak Bekerja, Bersekolah, Maupun mengikuti Pelatihan (NEET) di Jawa Timur, Jumat (14/03/2025).

Fenomena NEET memberikan dampak besar bagi generasi muda, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun individu. Diperlukan upaya nyata dan berkelanjutan untuk memperluas akses pendidikan, meningkatkan keterampilan, serta membuka lebih banyak peluang kerja agar mereka lebih siap bersaing dan membangun masa depan yang lebih stabil.

(izni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *