Tanggapan Calon Direktur Terkait Turunnya Peringkat PNJ
Gemagazine – Pada dialog terbuka bersama calon direktur periode 2020—2024, Kamis (5/12) di Aula Gedung Direktorat Politeknik Negeri Jakarta, setiap kandidat memberikan tanggapan terkait turunnya peringkat Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), padahal PNJ memiliki visi, yaitu politeknik unggul bertaraf internasional.
Dianta Mustofa Kamal, salah satu calon yang hadir, memiliki data bahwa dosen PNJ hanya 44 orang yang memiliki gelar Doktor. Ia berniat untuk menambah jumlah sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, dan berkualitas.
“Karena ketika dosen mengambil S3, diwajibkan untuk menulis jurnal atau publikasi yang akan membawa nama PNJ sehingga kalau di web, geometric yang dilihat adalah berapa banyak jurnal yang dibuat atau penelitian yang telah dihasilkan oleh SDM kita,” ujar Dianta.
Selain meningkatkan kualitas SDM, Dianta juga memiliki program bahwa mahasiswa tidak hanya mengikuti lomba tingkat nasional, melainkan juga internasional. Menurut Dianta, ia lebih fokus kepada tenaga serapan dari PNJ. Sebab, untuk apa peringkat institusi tinggi tetapi lulusan banyak yang menganggur.
“Saya ingin meningkatkan program kerja sama dengan industri sehingga mahasiswa saat lulus bukan mencari, tetapi dicari,” tutup Dianta.
Iis Maryam, salah satu calon yang hadir, bertutur bahwa untuk meningkatkan peringkat PNJ tidak hanya tugas para pimpinan, tetapi seluruh civitas akademika. Menurutnya, terdapat beberapa indikator kenaikan peringkat politeknik, yaitu tentang pola pendidikan, sarana pra-sarana, hasil riset yang dihasilkan oleh dosen atau mahasiswa, dan proses teknologi informasi.
“Nah, dari indikator ini memang ada penilaian-penilaian yang kiranya untuk institusi kita ada beberapa catatan dan pekerjaan rumah (PR) yang mungkin perlu kita tingkatkan lagi,” ujar Iis.
Dari sisi mahasiswa, menurut Iis, PNJ memiliki mahasiswa yang sangat banyak. Mahasiswa politeknik adalah mereka yang unggul jadi, saat proses pembelajaran, bibitnya sudah bagus, output-nya juga bagus. Dari sisi dosen, 99% dosen di PNJ adalah S2 tetapi S3-nya dalam 5 tahun terakhir memiliki grafik yang meningkat. Mereka adalah aset SDM yang harus dikelola dengan baik. Tidak hanya jumlah, tetapi kualitas juga ditingkatkan.
Iis juga menuturkan bahwa sebuah perguruan tinggi dinilai dari berapa banyak orang yang kenal dengan PNJ. Diharapkan juga mahasiswa dapat berkontribusi dengan cara mengikuti kejuaraan-kejuaraan untuk meningkatkan peringkat PNJ.
“Kita tidak bisa bergerak sendirian. Kalau saya punya prinsip bahwa ini akan kita maksimalkan, kita perbaiki sehingga kita memasuki posisi yang meningkat. Kita juga melibatkan aspek lain yang masuk dalam pemeringkatan,” tutup Iis.
Dialog terbuka bersama calon direktur diselenggarakan oleh Aliansi Pengawalan Pemilihan Direktur (API). Namun, dari ketiga calon hanya terdapat dua kandidat yang dapat menghadiri dialog terbuka, yaitu Iis Maryam, dan Dianta Mustofa Kamal. Satu calon lain, yaitu Zainal Nur Arifin, berhalangan hadir karena harus menerima monitoring dan evaluasi (Monev) dari Kemenristek Dikti. (IKP)
Editor: Siti Aliya Azzahra
Foto: Arinto Purnomo Wibowo