Sederet Pamali Tersohor di Kalangan Generasi Z Indonesia
Indonesia memang hadir dengan berbagai keragaman. Tak dapat dimungkiri, keragaman inilah yang membuat Indonesia terkenal hingga mancanegara, mulai dari kulinernya yang bercita rasa unik, suku dan adat istiadat yang memiliki keunggulan budayanya masing-masing, hingga bahasa yang memiliki perbedaan walau masih berada di satu kawasan geografis.
Faktanya, selain karena berbagai keragaman tersebut, Indonesia juga tersohor akan kearifan lokalnya, terutama di kalangan Generasi Z. Kearifan lokal itu bernama pamali yang mengandung arti larangan atau peringatan. Pamali ini biasanya diucapkan oleh orang tua kepada anak mereka di waktu tertentu.
Saat Generasi Z diajak berbincang mengenai pamali, tak sedikit dari mereka yang bisa menyebutkan lebih dari tiga poin. Sebagian menganggap pamali merupakan larangan biasa, sebagian lagi mengiringinya dengan hal berbau mistis. Tentunya, hal ini berdasarkan pengalaman masa kecil mereka.
Hal ini menjadi menarik. Generasi Z yang lahir di antara tahun 1995—2015 tumbuh dengan teknologi pintar yang dapat membuat pemikiran mereka menjadi lebih kritis terhadap suatu hal. Dihadapkan dengan pamali, Generasi Z tentu saja menyimpan rasa menggelitik tersendiri. Berikut lima pamali tersohor di kalangan Generasi Z Indonesia.
1. Membuka payung di dalam ruangan bisa membuat pelakunya tersambar petir
Pamali yang satu ini bisa membuat kamu terheran untuk mencari benang merahnya. Tak dapat dihindari, faktanya, semua orang takut jika suatu hari petir mengenainya. Namun, perlu ditelusuri lebih dalam jika membuka payung di dalam ruangan yang menjadi penyebabnya. Ternyata, makna di balik pamali ini yaitu dikhawatirkan ujung payung yang tajam dapat melukai orang di dalam ruangan. Terlebih, jika ruangannya sempit. Maka dari itu, perhatikan kembali orang di sekitar dan tujuan kamu untuk membuka payung di dalam ruangan, ya.
2. Menyapu rumah harus bersih agar jodoh tidak brewokan
Pamali ini biasanya lumrah diucapkan oleh orang tua kepada anak perempuan. Jika dibayangkan, hal ini semakin menggelitik. Terutama di Generasi Z yang masa remajanya menggandrungi One Direction. Melihat personelnya yang berpenampilan brewokan justru membuat pamali ini dilakukan. Generasi Z seperti melihat kesempatan untuk bisa bersanding dengan sang idola. Nyatanya, makna dibalik pamali ini adalah agar rumah menjadi bersih dan asri. Tentunya, saat menyapu diiringi tujuan agar sampah ataupun debu di lantai tersapu bersih tak peduli yang menyapu itu perempuan atau laki-laki. Dampaknya, baik laki-laki dan perempuan, tidak menjadikan pamali ini sebagai stigma negatif terkait kebersihan dan juga brewok yang tumbuh di wajah.
3. Menghabiskan nasi yang sudah kita ambil agar nasinya tidak menangis
Berbeda dengan sekarang yang tidak kenyang jika belum makan nasi, sewaktu kecil rasanya malas sekali menghabiskan nasi. Lauk pauk lebih enak rasanya jika di makan tanpa nasi. Inilah yang membuat orang tua kita menggelengkan kepala. Oleh karena itu, pamali ini menyiratkan bahwa kita harus bersyukur masih bisa makan dengan nasi. Selain itu, kita juga harus bersyukur, masih ada orang tua yang bisa memasakkan kita nasi. Jika ditelaah lebih jauh, memang bukan nasinya yang menangis. Namun, orang-orang yang sudah berjuang menghadirkan nasi di piring makanan kita.
4. Meraut pensil hingga seukuran kelingking dapat menyebabkan orang tua meninggal
Tentu saja pamali yang satu ini membuat mata berair. Menyangkut perihal orang tua meninggal, bukanlah perkara yang mudah untuk dibahas. Namun, dirasa tidak masuk akal jika dipikirkan. Di satu sisi, pensil bisa jadi benda kesayangan sebagian orang. Entah karena motifnya yang lucu, ataupun perjuangan saat membelinya sehingga diraut sampai sependek mungkin. Jika dipahami lebih dalam, makna pamali ini agar terciptanya kenyamanan saat menulis. Pensil yang berukuran sangat pendek, dapat melukai jari kita, sehingga tulisan dan pekerjaan pun menjadi terdampak.
5. Makan di depan pintu membuat sukar dapat jodoh
Memang sedu jika sudah membahas perihal jodoh. Rasanya ingin memutar lagu galau favorit dengan secangkir kopi di meja untuk menemani hari. Mengenai makan di depan pintu, sepertinya bukan saja sukar mendapatkan jodoh, tetapi juga sukar untuk dicerna. Terdapat variabel yang dirasa kurang sejalan. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, tempat makan memang bukan di depan pintu melainkan di ruangan makan tersendiri, atau di tempat yang memang sesuai untuk makan. Perlu dicatat bahwa makan di depan pintu akan menghalangi orang lain untuk melintas dan akan mengurangi kenyamanan. Perihal orang lain tersebut, bisa saja ia jodohmu.
Begitulah sederetan pamali yang tersohor di kalangan Generasi Z. Kira-kira pamali mana, nih, yang akrab di telinga Kawan GEMA?
Penulis: Indah Sholihati
Penyunting: Zikra Mulia Irawati
Sumber ilustrasi: Freepik