Tengah Digandrungi, Mengapa TikTok Ramai Diblokir Banyak Negara?
Siapa yang tak tahu aplikasi TikTok? Platform pemutar musik atau video berdurasi pendek ini laris manis di hampir seluruh penjuru dunia. Sejak diluncurkan pada 2016 lalu, popularitas TikTok meningkat pesat karena digandrungi semua golongan. Baik pria-wanita atau pun tua-muda menggunakan aplikasi ini sebagai wadah mengekspresikan diri. TikTok memiliki pengoperasian yang sangat mudah, sehingga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Berjoget, saling beradu ‘akting’, lip-sync, sampai bernyanyi secara random melalui aplikasi besutan ByteDance ini menjadi pemandangan yang tidak langka lagi. Tak jarang, ditemukan para TikTok-ers yang asyik berkreasi di pinggir jalan, kelas, rumah, atau bahkan pusat perbelanjaan. Selain itu, TikTok juga menghasilkan banyak content creator kreatif yang menjadikan aplikasi ini sebagai sumber penghasilan.
Kendati demikian, aplikasi yang menawarkan berbagai kemudahan dalam membuat video ini ramai diblokir banyak negara sejak pertama kali diluncurkan. Padahal, jumlah unduhan dan rata-rata penggunaan TikTok sangat tinggi, khususnya dikalangan Gen Z. Tahukah kamu, negara mana saja yang memblokir TikTok? Apa alasan dibalik pemblokiran aplikasi user generated yang sedang tren ini?
India
India telah memblokir aplikasi TikTok sejak akhir Juni 2020. Ini dilakukan sebagai langkah tegas memboikot Cina dari ruang online , sejak sengketa perbatasan meletus antara kedua negara di awal Juni. India menuduh China mencuri dan secara diam-diam mengirimkan data pengguna dengan cara yang tidak sah ke server di luar India.
Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat sebelumnya, Donald Trump, pernah dikabarkan ikut memboikot TikTok yang digadang-gadang menjadi momok bagi keamanan nasional Amerika Serikat. AS menuduh TikTok dan aplikasi buatan China seperti WeChat adalah mata-mata negara itu. Dua aplikasi ini diduga memasok informasi dan data secara langsung ke Partai Komunis China.
Australia
Australia juga merupakan salah satu negara yang mempertimbangkan pemblokiran TikTok pada awal Juli 2020 lalu. Alasannya mendasar, yaitu karena khawatir TikTok dapat digunakan sebagai alat pengawasan dan propaganda China. TikTok mengambil lebih banyak data daripada yang diharapkan dan memoderasi konten dengan alasan ketidaknyamanan pengguna. Australia pun kian khawatir setelah induk perusahaan TikTok, ByteDance Ltd, membuka kantor di negara ini. Apalagi, saat ini pengguna TikTok di negara kanguru tersebut sudah mencapai 1,6 juta orang. Ancaman kebocoran data pribadi pun semakin nyata.
Jepang
Jepang juga masuk dalam daftar negara yang kemungkinan besar akan memblokir TikTok. Negara ini memang belum membuat keputusan. Namun, menurut laporan dari NHK World, sejumlah anggota parlemen Jepang berusaha melarang penggunaan Aplikasi TikTok. Tidak tanggung-tanggung, mereka juga melarang penggunaan aplikasi China lainnya. Hal ini karena alasan yang serupa dengan India dan AS, yaitu kekhawatiran terhadap keamanan data pengguna aplikasi. Terutama terkait kemungkinan berlabuhnya data mereka pada otoritas China.
Pakistan
Baru-baru ini, pemerintah Pakistan turut memblokir aplikasi TikTok. Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) beralasan bahwa media sosial berbasis video singkat tersebut gagal menyaring konten yang dinilai “tidak pantas dan tidak senonoh”. Namun, pemblokiran ini hanya bersifat sementara. Pemerintah Pakistan terbuka dan bersedia meninjau keputusannya agar TikTok bersedia memoderasi konten yang melanggar aturan.
Sementara di Indonesia, pengguna TikTok masih aman-aman saja. Walaupun sempat diblokir, hingga kini pengguna TikTok di Indonesia sudah bebas menuangkan video kreatif dengan memperhatikan aturan dan kelayakan konten yang dibuat. Cukup bermodalkan ponsel, para pengguna tak perlu memakai peralatan yang ribet untuk membuat video di TikTok. Bahkan, tanpa aplikasi edit video tambahan, pengguna sudah bisa mengkreasikan sendiri kontennya dengan beragam fitur lengkap dan filter yang telah tersedia.
Penulis: Immanuel Aprilio
Penyunting: Sevilla Nouval Evanda
Sumber foto: usatoday.com