Mengulik Kisah di Balik Terjadinya “Lone Wolf”

0

Aksi lone wolf mulai dikenal dan makin banyak diperbincangkan masyarakat sejak kejadian teror yang terjadi di Mabes Polri pada Rabu (31/03/21). Aksi penyerangan secara mendadak yang dilakukan sekitar pukul 16.30 WIB ini seketika membuat geger di kalangan masyarakat. Pelaku yang merupakan wanita berinisialkan ZA (25) berhasil lolos dari sistem penjagaan dan pengecekan polisi. Ia masuk ke dalam Mabes Polri dengan membawa air gun yang diperkirakan telah disembunyikan di balik pakaiannya. Sayangnya, motif asli pelaku tidak bisa diungkap secara pasti karena pelaku langsung meninggal dunia usai terkena tembakan polisi.

Apa arti lone wolf ?

Menurut Kamus Oxford, lone wolf memiliki arti orang yang sangat mandiri atau menyendiri. Selain arti tersebut, lone wolf juga bermakna seorang teroris atau penjahat yang bertindak sendiri dan bukan bagian dari organisasi.

Seperti yang dikutip pengamat terorisme Community of Ideological Islamic Analyst (CIA), Harits Abu Ulya, lone wolf adalah sebutan bagi mereka yang melakukan aksi teror seorang diri. Aksi itu merupakan inisiatif pribadi atau tidak diselenggarakan oleh kelompok tertentu.

Sementara itu, mengutip jurnal milik Peter J. Phillips berjudul Lone Wolf Terrorism (2011), lone wolf adalah tindakan terorisme yang dilakukan individu tanpa kaki tangan dan di luar organisasi atau struktur komando formal. Lone wolf, menurut Phillips, bisa jadi lebih mematikan ketimbang teroris yang bertindak sesuai arahan organisasi.

Al Chaidar, pengamat terorisme, menyatakan bahwa sebutan lone wolf tidak berlaku bagi pelaku yang diantar oleh seseorang yang ada dalam jaringan sel kelompok teroris.

“Kalau dia berangkat sendiri dengan menggunakan ojek online atau menumpang pada orang lain, maka itu adalah lone wolf,” kata Al Chaidar saat dihubungi Kompas.com.

Motif dan motivasi pelaku

Setelah memahami arti dari aksi lone wolf, tentunya muncul sebuah pertanyaan, apa motif serta motivasi dari pelaku teror aksi tersebut? Tentunya akan sulit untuk mencari keuntungan yang didapat pelaku teror lone wolf sehingga ia berani untuk melakukan aksinya seorang diri, secara mendadak, dan dengan pertaruhan nyawanya sendiri.

Sebenarnya, motif maupun motivasi dari pelaku teror tidak akan diketahui secara pasti apalagi kalau si pelaku tewas di tempat. Para penganalisis hanya bisa mengkaji dari berbagai macam sisi yang ada. Akan tetapi, dari analisis subjek pelaku teror di Mabes Polri tersebut, bisa jadi terdapat kisah menyedihkan di balik aksi terornya yang menghebohkan. Menurut ungkapan dari pengamat kepolisian, Hermawan Sulistyo, motif dari pelaku teror Mabes Polri adalah ajaran berjihad yang salah dari kelompok terornya. Dirinya memahami bahwa ia akan masuk surga asalkan sudah berupaya menyerang polisi yang dianggap musuh. Pelaku tersebut pun berideologi radikal ISIS.

“Karena polisi adalah thogut (musuh), itu instrumen paling efektif untuk masuk surga,” kata Hermawan dalam Breaking News Metro TV.

Ada beberapa motivasi (dorongan) pelaku menjalankan teror di Mabes Polri jika dilihat dari hasil analisis berbagai pihak. Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara, Hermawan Sulistyo, mengatakan bahwa salah satu motivasinya ialah karena ingin cepat meninggal dan masuk surga yang memang sesuai dengan ajaran kelompoknya.

“Itu kelihatan sekali, dia minta ditembak supaya mati dan masuk surga,” kata Hermawan dalam wawancara dengan Aiman Witjaksono dalam program Breaking News Kompas TV.

Hermawan menyebutkan dari sudut pandang pelaku teror bahwa ia justru berharap polisi melakukan penembakan yang menyebabkannya tewas. “Kalau hanya terkena kaki dia malah marah,” paparnya.

Kemudian menurut Deborah Dewi, ahli grafologi yang telah memenuhi Standard Competence EC-0293 dan tervalidasi oleh Apostille The Hague Convention, menyebutkan dorongan utama pelaku ZA adalah kemarahan atas status sosial (nonmaterial) yang melekat pada dirinya.

“Dorongan yang utama adalah kemarahan akan status sosialnya bukan karena materi, bukan karena agama, tetapi ada semacam bentuk protes dan kemarahan bahwa dia tidak mendapatkan status sosial yang dia inginkan,” tuturnya kepada detik.com.

Memiliki kesamaan dengan peristiwa bom Makassar

Hal lain yang dianggap menjadi salah satu motivasi pelaku ZA dalam menjalankan aksi lone wolf-nya adalah peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, pada Minggu (28/03/21). Pelaku yang melakukan aksi teror tersebut adalah seorang wanita hamil dan suaminya yang baru menikah sebelum bersama-sama meledakkan dirinya di Gereja Katedral Makassar. ZA merasa tertantang untuk segera melakukan aksi teror karena melihat bagaimana suksesnya seorang wanita hamil untuk menjalankan teror sesuai rencana. Ia mungkin berpikir jika wanita hamil saja mampu menyelesaikan aksi terornya, tentu saja ia juga harus sukses menjalankan rencananya dan masuk surga.

Selain itu, hal lain yang menarik perhatian banyak pihak adalah tentang surat wasiat yang ditinggalkan pelaku. Surat itu berisi permintaan maaf kepada kedua orang tua, keyakinannya untuk memilih jalan hidup terbaik, hingga kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Dia juga meminta orang tuanya senantiasa beribadah kepada Allah SWT dan berpesan agar orang tuanya tak berhubungan lagi dengan bank karena masalah riba. Kemudian diketahui surat wasiat pelaku teror Mabes Polri ini dengan pelaku teror di Makassar memiliki banyak kesamaan.

Beberapa pakar menganalisis alasan utama dari pelaku aksi teror (khususnya wanita) secara lone wolf. Biasanya karena mereka menginginkan untuk masuk surga serta merasa bahwa ajaran agama yang mereka terima sudah benar dan merasa bahwa mereka sudah berjihad di jalan yang tepat.

“Memang itulah alasan mengapa mereka dengan berani atau tanpa rasa takut melakukan penyerangan. Jadi penyerangan di tempat ibadah dan kantor polisi itu (adalah) alasan agar mereka cepat meninggal dan syahid masuk surga (untuk) bertemu bidadari,” simpul Irfan Idris selaku Direktur Deradikalisasi BNPT.


Penulis: Wulansari Listya Putri Utami

Penyunting: Farah Andini

Foto/Ilustrasi: dw.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *