Olimpiade Tokyo 2020: Pandemi, Demonstrasi, Hingga Larangan Hubungan Seksual
Olimpiade Tokyo 2020 merupakan ajang kompetisi olahraga internasional paling bergengsi yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang. Dikabarkan ada lebih dari 200 negara ikut berpartisipasi pada ajang olahraga tersebut. Olimpiade Tokyo 2020 dibuka pada hari Jumat, 23 Juli 2021 di Stadion Nasional Jepang dan ditutup pada hari Minggu, 8 Agustus 2021.
Merebaknya pandemi Covid-19 di seluruh dunia tahun lalu menyebabkan ajang olahraga ini diundur. Meskipun dilaksanakan di tahun 2021, pesta olahraga terbesar ini tetap menggunakan nama “Olimpiade Tokyo 2020”.
Bagaimana berlangsungnya Olimpiade Tokyo di tengah pandemi? Simak pembahasannya di bawah ini.
Sejarah Singkat Olimpiade
Melansir dari situs detik.com, melalui laman resmi Komite Olimpiade Internasional (IOC), olimpiade kuno adalah festival keagamaan yang diadakan di tempat suci keagamaan di Olympia, Yunani. Kata “Olimpiade” pun berasal dari Olympia yang merupakan tempat penyelenggaraan festival tersebut.
Bangsa Yunani Kuno memiliki sistem kepercayaan politeisme, yaitu percaya pada kekuasaan para dewa. Untuk menghormati dan menyenangkan mereka, bangsa Yunani Kuno mengadakan pesta olahraga di kaki Gunung Olimpus. Festival yang menjadi olimpiade edisi pertama dilangsungkan pada 776 SM hingga 550 SM. Tradisi inilah yang sampai sekarang masih dipertahankan sebagai festival olahraga tingkat dunia yang kita kenal dengan Olimpiade.
Olimpiade Tokyo 2020 Digelar Tanpa Penonton
Diberitakan Reuters dam Marca, Olimpiade Tokyo 2020 resmi digelar tanpa penonton. Hal ini langsung disampaikan pada pertemuan yang dihadiri Pemerintah Jepang, Pemerintah Tokyo, International Olympic Committee (IOC), dan panitia Olimpiade Jepang pada Kamis (8/7/2021) waktu setempat.
“Dengan menyesal, kami akan menyelenggarakan Olimpiade dalam format yang sangat terbatas, demi menghadapi penyebaran infeksi virus Corona,” ujar Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Seiko Hashimoto.
Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 yang mengusung tema United by Emotion. Tema tersebut berkaitan dengan fakta bahwa Olimpiade Tokyo 2020 diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19.
Meski digelar secara sederhana dan tanpa adanya penonton, rangkaian upara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 tidak meninggalkan unsur estetika Jepang. Beberapa tarian dengan tema khas Jepang sempat ditampilkan sebelum parade kontingen dan penyalaan obor Olimpiade dilakukan. Suasana pembukaan tetap meriah dengan berbagai pertunjukan di tengah stadion serta parade seluruh kontingen peserta pesta olahraga sedunia ini.
Olimpiade Tokyo 2020 Melarang Adanya Hubungan Seksual
Pihak penyelanggara Olimpiade menyatakan komitmennya untuk mengurangi, bahkan meniadakan, aktivitas seksual selama Olimpiade Tokyo berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Para atlet diwajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan ketat dengan tidak melakukan interaksi sosial termasuk melakukan hubungan seksual.
Olimpiade Tokyo 2020 menyediakan kondom kepada para peserta untuk menjaga tradisi di event empat tahunan ini. Panitia memberikan sekitar 160 ribu kondom kepada peserta sebagai souvenir yang bisa dibawa ke rumah. Hal ini juga merupakan bagian dari kampanye bahaya HIV/AIDS.
Selain membagikan kondom, pihak penyelenggara menyediakan 18.000 ranjang antiseks agar para atlet tidak melakukan hubungan seksual. Ranjang tersebut terbuat dari bahan karton dan telah disediakan di wisma atlet Tokyo Olympic Village.
Demo Warga Jepang Terhadap Olimpiade Tokyo
Ketika Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung pada 23 Juli 2021, warga Jepang menentang untuk menghentikan kompetisi olahraga tersebut. Ratusan warga Jepang melakukan demonstrasi di luar Stadion Nasional Jepang dengan menyerukan yel-yel hentikan olimpiade.
Pengunjuk rasa membawa tema “Lebih Memilih Keselamatan Nyawa Dibanding Olimpiade”. Mereka beralasan penyelenggaraan Olimpiade saat pandemi Covid-19 sangat membahayakan hingga dapat memicu lonjakan kasus baru di Tokyo.
Melansir dari laman tvonenews.com, salah satu faktor yang memicu kekhawatiran rakyat Jepang adalah lambannya vaksinasi Covid-19. Saat ini baru sekitar sepertiga warga Jepang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama.
Sebelumnya warga Jepang sudah terus melakukan aksi unjuk rasa pada bulan Mei 2021. Mereka khawatir dengan orang asing yang masuk Jepang di tengah pandemi.
Ketua panitia penyelenggara Tokyo 2020 mengatakan mereka tidak mengesampingkan pembatalan Olimpiade karena lebih banyak atlet ditarik setelah dinyatakan positif Covid-19.
“Kami akan melanjutkan diskusi jika ada lonjakan kasus,” ujar Toshiro Muto saat konferensi pers, Selasa, 20 Juli 2021.
Hasil Wakil Indonesia pada Olimpiade Tokyo
Windy Cantika Aisah menjadi atlet Indonesia pertama yang berhasil meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu, 24 Juli 2021. Ia sukses meraih medali perunggu pada cabang angkat besi yang turun di kelas 49 kg putri.
Pada hari Minggu, 25 Juli Juli 2021. Eko Yuli Irawan berhasil menambah raihan medali. Ia berhasil meraih medali perak pada cabang angkat besi yang turun di kelas 61 kg putra.
Di sisi lain, peselancar muda, Rio Waida, sukses melaju ke babak 16 besar cabor surfing papan pendek putra setelah berjuang pada dua babak penyisihan. Ia akan menghadapi wakil tuan rumah, Konoa Igarashi, pada Senin, 26 Juli 2021.
Selanjutnya sebanyak tiga wakil tim bulu tangkis Indonesia yang turun pada Minggu, 25 Juli 2021, yakni Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, kompak meraih kemenangan.
Namun di samping sederet hasil positif itu, ada sejumlah wakil Indonesia yang masih belum beruntung. Melani Putri/Mutiara Rahma Putri dari cabor dayung gagal menembus semifinal Women’s Lightweight Double Sculls setelah finis di peringkat keenam atau terakhir pada fase repechage. Selain itu, Deni dari cabor angkat besi gagal mengamankan medali setelah bersaing di kelas 67 kg putra. Deni menempati peringkat kesembilan dengan total angkatan 301 kg.
Itulah pencapaian wakil Indonesia saat ini pada Olimpiade Tokyo 2020. Apakah Indonesia berhasil mendapatkan mendapatkan medali lagi? atau apakah Indonesia berhasil mendapatkan medali emas? Saat ini para atlet Indonesia masih berjuang untuk mencapai tujuan tersebut. Maka dari itu, sebagai warga Indonesia kita harus terus mendukung dan menghargai para atlet agar semakin termotivasi.
Penulis: Wulansari Listya Putri Utami
Penyunting: Ariobimo Seno
Sumber foto: Kompas.com