Ada Apa di Bulan Muharam?
Islam merupakan agama terbesar kedua di dunia dengan jumlah pengikut sebanyak 1.907.110.000, sehingga wajar jika hari-hari besar di dalam agama Islam banyak diperingati. Hari besar tersebut antara lain hari raya Idulfitri, hari raya Iduladha, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, dan Tahun Baru Hijriah.
Nah, hari Muharam atau tahun baru Hijriah yang diperingati setiap tanggal 1 Muharam menurut perhitungan kalender Islam. Namun, tahukah kalian penentuan tahun baru Islam tidak terlepas dari peranan Umar Bin Khattab setelah penemuan surat tanpa angka?
Apa itu bulan Muharam?
Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam perhitungan kalender Hijriah. Sebelum syiar Islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, Orang Arab dahulu menyebutnya dengan Safar Al-Awwal. Sedangkan dilansir dari laman NU, nama Muharam dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan, sehingga bulan Muharam adalah bulan yang diharamkan oleh orang-orang Arab untuk melakukan peperangan.
Sebelumnya, orang Arab mempunyai tradisi untuk melakukan peperangan. Hal tersebut dilakukan karena mereka percaya bahwa bulan yang baik untuk melakukan peperangan adalah bulan Safar yang memiliki arti sepi atau sunyi dikarenakan orang Arab sedang berada di medan perang. Sedangkan bulan Muharam di pakai untuk beristirahat sejenak dari peperangan. Bulan Muharam dianggap suci sehingga tidak layak untuk dinodai dengan peperangan.
Keutaman Bulan Muharam
Selain dianggap sebagai bulan suci, Nabi Muhammad SAW menyebut bulan Muharam sebagai Syahrullah (bulan Allah), sehingga, bulan ini memiliki keutamaannya sendiri. Keutamaan-keutamaan tersebut di antaranya sebagai berikut:
1.Puasa Asyura
Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekkah ke Madinah, Nabi SAW melihat orang-orang Yahudi sedang merayakan hari ke-10 Tishri. Lalu, Nabi SAW bertanya kepada mereka, orang-orang Yahudi tersebut menjawab bahwa mereka sedang berpuasa Asyura sebagai bentuk syukur atas selamatnya Bani Israil dari Fir’aun sehingga Nabi Musa AS berpuasa pada hari itu.
Nabi Muhammad SAW lalu menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharam karena Nabi SAW menganggap umat Islam lebih layak mengikuti jejak Nabi Musa AS. Puasa Asyura memiliki keutamaan yaitu bila dilakukan puasa ini lebih mulia setelah puasa Ramadahan dan dapat menghapus dosa yang kita lakukan selama setahun terakhir.
Berikut ini hadist tentang puasa Asyura yaitu :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharam. (HR. Muslim)
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya mengenai puasa Asyura, Nabi SAW menjawab, “ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
2. Puasa Tasu’a
Berawal dari keinginan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan puasa Asyura seperti orang Yahudi, Nabi Muhammad SAW akhirnya meniatkan akan berpuasa di tahun berikutnya. Untuk membedakan puasa Asyura orang Islam dengan orang Yahudi, Nabi SAW mengazamkan bahwa pada tanggal 9 Muharam akan dilakukan puasa Tasu’a.
Ternyata, Nabi Muhammad SAW wafat sebelum melaksanakan puasa tersebut. Secara hukum, puasa ini disunahkan karena qauliyah Nabi Muhammad SAW mengazamkannya sehingga puasa Asyura dan Tasu’a dilaksanakan para sahabat, tabi’in, dan generasi berikutnya.
3. Pahala Dilipatgandakan
Disebutkan dalam sebuah hadist bahwa pahala di Bulan Muharam dilipatgandakan persamaanya seperti pahala berpuasa 30 hari. Dikutip dari inews.id tentang Keutamaan Puasa Muharam yaitu Al Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan, “Diriwayatkan dari Hafshah, dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Zulhijah dan di awal bulan Muharam, maka Allah akan menjadikannya penebus dosanya selama 50 tahun, dan puasa satu hari di bulan Muharam sama dengan puasa 30 hari”.
Peringatan Hari Muharam di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan mayoritas berpenduduk muslim. Menurut sensus penduduk, sebanyak 87,2 persen dari total populasi penduduk di Indonesia menganut agama Islam. Persentase itu setara dengan 227 juta jiwa beragama Islam. Kultur agama Islam sangatlah melekat melalui proses Islamisasi dan akulturasi selama berabad-abad sehingga Islam berdiri kokoh menjadi agama mayoritas di Indonesia. Peringatan Tahun Baru Muharam di Indonesia dilakukan melalui tradisi yang berbeda-beda. Perayaan Tahun Baru Muharam disesuaikan dengan adat dan tradisi di masing-masing daerah, seperti tradisi Nganggung di Bangka Belitung, Pawai Obor di Banten, tradisi Kirab Kebo Bule di keraton Surakarta, Ledug Suro di Magetan, Jawa Timur, Upacara Bubur Suro di Jawa Barat, tradisi Tabot di Bengkulu, dan Tradisi Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat.
Penulis: Melan Eka Lisnawati
Penyunting: Ariobimo Seno
Sumber Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi