Tren FOMO-JOMO, Antara Kecanduan dan Kebutuhan Media Sosial

0

Akhir-akhir ini istilah FOMO dan JOMO ramai diperbincangkan banyak orang. Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam menjelajahi internet. Tren sosial media yang digandrungi anak muda zaman sekarang menjadi penyebab terciptanya istilah FOMO dan JOMO. Namun, sebenarnya apa sih makna dari FOMO dan JOMO itu?

Fear of Missing Out (FOMO) adalah bentuk perilaku seseorang yang ketergantungan dan kecanduan media sosial. Segala kegiatan diabadikan lewat layar kamera dan tersebar luas pada ruang publik. FOMO juga dinilai tak mau ketinggalan tren masa kini dan selalu up to date terhadap banyak hal.

Seorang FOMO acap kali merasa takut ketinggalan berita, takut melewatkan kesempatan yang diinginkan, bahkan takut kelewat promo diskon. Bentuk perilaku tersebut menyebabkan FOMO mempunyai banyak kekhawatiran yang berlebihan.

Meski begitu, FOMO juga kerap membandingan kehidupan pribadinya dengan orang lain yang ditunjukkan di media sosial. Hal tersebut lantas membuat seseorang merasa overthinking, obsesif, dan tanpa sadar merusak kesehatan mental dirinya sendiri.

Sementara itu, istilah Joy of Missing Out (JOMO) merupakan bentuk perilaku seseorang yang kurang memperhatikan media sosial dan cenderung fokus dengan kehidupan nyata. Berbanding terbalik dengan FOMO, seorang JOMO bersikap acuh tak acuh terhadap tren yang ada.

Istilah JOMO kerap salah kaprah dalam masyarakat. Nyatanya, JOMO bukan berarti tidak menggunakan media sosial sama sekali. Namun, tetap merasa tenang walaupun telah melewatkan banyak hal yang sebenarnya tidak ingin dilewatkan.

Kendati demikian, JOMO dikhawatirkan terlalu nyaman saat melepaskan sesuatu. Hal tersebut mengakibatkan seorang JOMO menjadi pribadi yang tidak produktif. Ketenangan yang dimiliki JOMO membuatnya bermalas-malasan.

Istilah FOMO dan JOMO memang berbeda jauh. Namun, hal yang paling sehat adalah mengambil jalan tengah dari kedua fenomena tersebut. Apabila mempunyai rasa takut, jangan menghindar atau melepaskan diri dari masyarakat. Coba hadapi dengan tenang dan jangan memaksakan diri.

 

Penulis: Immanuel Aprilio

Penyunting: Skolastika Puan Bunga Natalia

Foto: Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *