Ancaman Hepatitis Akut Menghantui Anak-Anak di Indonesia
Saat ini beberapa kawasan di dunia seperti benua Eropa, Amerika, dan Asia digemparkan oleh penyakit misterius bernama hepatitis akut. Penyakit ini sebagian besar diderita oleh anak-anak. Bagaimana bisa penyakit ini diderita oleh sebagian anak-anak dan bagaimana gejala serta cara mencegahnya?
Indonesia merupakan salah satu negara yang digemparkan hepatitis akut ini. Pada hari Senin (9/05/2022) terdapat 15 kasus hepatitis akut di Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin.
Hepatitis merupakan penyakit yang menyerang organ hati. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus, tetapi juga bisa disebabkan oleh kondisi lain. Kebiasaan meminum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan merupakan faktor pemicu penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti kanker dan gagal hati. Hati merupakan organ penting karena bekerja untuk menghilangkan racun dari darah, terlibat dalam metabolisme, mengatur pembekuan darah, dan lainnya.
Apa Perbedaan Hepatitis Umum dengan Hepatitis Akut?
Pada kasus hepatitis biasa disebabkan oleh infeksi virus hepatitis itu sendiri, sedangkan untuk hepatitis akut ditemukannya adenovirus sebagai penyebab dari infeksi penyakit ini. Walaupun dalam segi terinfeksi virus sangat berbeda, gejala yang ditimbulkan pun sama, seperti demam dan warna kulit yang berubah menjadi kuning. Keduanya juga sama-sama menyerang organ hati.
Selanjutnya, pada pemeriksaan hepatitis varian A, B, C, D, dan E, hasilnya akan terdeteksi oleh tes atau positif hepatitis. Sedangkan jika hepatitis akut diuji secara laboratorium akan terdeteksi negatif, dalam artian tidak ditemukannya virus varian hepatitis A, B, C, D, dan E pada hasil pemeriksaan.
Kini hepatitis akut masih menjalani serangkaian penelitian. Sejauh ini virus yang ditemukan pada hepatitis akut yaitu adenovirus. Maraknya kasus hepatitis akut di Indonesia yang hanya menyerang anak-anak, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) meminta seluruh dokter anak untuk mengawasi apabila terdapat gejala-gejala yang telah muncul pada pasiennya.
Apa Saja Gejala yang Dialami Penderita?
Meskipun hepatitis akut masih berlatar belakang abu-abu penyebab dari penyakit ini. Namun, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Dilansir dari halodoc.com berikut gejala hepatitis akut:
- Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.
- Feses berwarna pucat.dan/atau urine menjadi gelap seperti teh.
- Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan.
- Nyeri perut.
- Berat badan turun.
- Kehilangan nafsu makan.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Secara umum, pencegahan hepatitis akut sama seperti pada penyakit hepatitis A, B, C, D, dan E. Dilansir dari Popmama.com, berikut terdapat 6 cara mencegah hepatitis akut yang dikemukakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
- Sebagian besar penyakit berasal dari kebersihan tangan, termasuk penyakit ini. Maka cara pencegahan pertama adalah mencuci tangan secara rutin dibawah air mengalir.
- Selanjutnya, minumlah air putih bersih yang matang.
- Makan makanan yang bersih dan sepenuhnya matang.
- Membiasakan diri untuk membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya.
- Tidak berbagi alat makan.
- Memakai masker dan menjaga jarak.
Menangani kasus ini, Kementrerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran nomor HK. 02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology). Surat ini ditunjukkan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Sehingga penularan hepatitis akut tidak meningkat secara drastis.
Pemerintah menghimbau untuk selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir. Para orang tua juga harus memperhatikan asupan makanan terhadap anaknya. Itulah dia perbedaan serta gejala dari hepatitis A, B, C, D, E, dan akut. Utamakan pola hidup sehat untuk hari yang bahagia.
Penulis: Naela Marcelina
Penyunting: Narissa Nurulita Pamuji
Foto: istockphoto