Sepucuk Surat dari Keajaiban Toko Kelontong
Pernahkah kamu tanpa sengaja menemukan surat yang datang dari masa lalu? Apakah kamu akan percaya jika surat itu dikirim dari masa lalu?
Novel berjudul Keajaiban Toko Kelontong Namiya yang ditulis oleh Keigo Higashino ini bercerita tentang tiga pemuda berandal yang bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian.
Pada awal bab, kita dikenalkan dengan tiga pemuda bernama Atsuya, Shota, dan Kohei, yang saat itu sedang berdebat di pinggir jalan setelah mencuri mobil namun berakhir mogok. Salah satu dari mereka menawarkan untuk pergi ke satu tempat persembunyian sementara sebelum matahari muncul.
Akan tetapi, ketika baru saja sampai, mereka dikejutkan dengan suara yang berasal dari bagian depan toko, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan melalui lubang surat. Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh bukan?
Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhir dengan memberi nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan.
Hanya untuk satu malam, dan saat matahari muncul, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi.
Dari cerita ini kita dapat melihat alur yang sulit untuk ditebak, tetapi pembawaan santai disuguhkan oleh penulis dari karakter tokoh-tokoh di dalamnya yang tidak membebani pembaca, bahkan kita seperti diajak masuk ke dalam ceritanya. Buku ini juga berisi bab-bab dengan tokoh yang berbeda. Meski demikian, setiap tokoh dari bab tersebut terhubung satu sama lain.
Sosok kakek bernama Namiya dalam buku ini memberikan kesan positif bagi para pembaca. Keigo membuat karakter Kakek Namiya dengan pribadi yang hangat dan disukai oleh anak-anak. Tidak hanya itu, Namiya merupakan sosok ayah yang baik untuk anaknya meskipun bukan ayah yang sempurna.
Keajaiban Toko Kelontong Namiya merupakan jenis buku yang lebih baik dibaca perlahan karena ceritanya yang menghangatkan. Buku ini yang dapat dibaca siapa pun bahkan untuk pembaca yang bukan pecinta buku fiksi. Tidak heran, jika buku ini dinobatkan sebagai International Bestseller.
Pembelajaran yang dapat dipetik dari buku ini yaitu ketika seseorang meminta saran kepada kita mengenai pilihannya, sebenarnya ia tidak sedang meminta pendapat, melainkan hanya meminta pembenaran atas apa yang akan dilakukannya. Selain itu, apa pun bentuk saran yang kita berikan, kita tidak akan bisa memberikan jawaban yang objektif.
Penulis: Siti Khaliza Putri Oktaviani
Penyunting: Farah Andini
Foto: Pixabay