Risiko Menjadi Jurnalis Foto

Foto: Ainun Naya Bella Syaputri

Gemagazine – Fotografi jurnalistik memegang peran penting dalam memberikan informasi yang akurat dan mendalam tentang berbagai peristiwa dan isu yang terjadi di seluruh dunia. Seorang fotografer jurnalistik harus mampu menangkap momen-momen penting dalam suatu peristiwa dan menyajikannya dalam bentuk gambar yang dapat menggugah emosi dan memengaruhi pandangan masyarakat. Namun, tugas ini tidaklah mudah.

(Foto: Ainun Naya Bella Syaputri)

Selain menghadapi tantangan teknis dalam menghasilkan gambar berkualitas, seperti layaknya pekerjaan lain yang memiliki risiko, seorang fotografer jurnalistik juga harus siap menghadapi berbagai risiko yang dapat mengancam keselamatannya. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang risiko menjadi fotografer jurnalistik dan bagaimana mereka dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan ini.

(Foto: Ainun Naya Bella Syaputri)

Sebagai seorang fotografer jurnalistik, terdapat beberapa risiko yang dapat terjadi pada saat menjalankan tugasnya. Berikut adalah beberapa risiko tersebut beserta penjelasannya:

  • Kecelakaan: Fotografer jurnalistik sering kali berada di tempat-tempat yang tidak  aman, seperti perang atau bencana alam. Hal ini membuat mereka rentan mengalami kecelakaan dan cedera serius.
  • Terkena serangan: Fotografer jurnalistik dapat menjadi target serangan oleh pihak yang tidak setuju dengan konten yang dihasilkannya. Ini termasuk serangan fisik atau serangan terhadap peralatan mereka.
  • Kehilangan peralatan: Fotografer jurnalistik sering membawa peralatan fotografi yang mahal dan mudah rusak, seperti kamera dan lensa. Peralatan mereka dapat hilang atau rusak dalam situasi yang tidak terduga, seperti kerusuhan atau bencana alam.
  • Kehilangan momen: Ada banyak faktor yang mengakibatkan terlewatnya satu momen yang ingin ditangkap, seperti baterai yang habis, memori penuh, dan tidak mendapat angle yang tepat saat pengambilan gambar.
  • Gangguan mental: Fotografer jurnalistik dapat mengalami gangguan mental akibat terpapar situasi yang traumatis atau bencana yang sangat mengguncang. Hal ini dapat mengakibatkan stres, kecemasan, dan gangguan tidur. (ANBS/FT)