Jakarta Kembali Ramai Setelah Lebaran Usai

Foto: news.detik.com

Gemagazine – Jalanan ibu kota tak pernah sepi. Tercatat pada data Tomtom Traffic Index, Jakarta menduduki peringkat 29 dari total 389 kota di dunia pada tahun 2022. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, angka tersebut naik sebanyak 17 peringkat.

Tak heran, Jakarta merupakan pusat masalah pemerintahan dan juga perdagangan sehingga banyak orang berbondong-bondong datang untuk mencari pekerjaan dan menyebabkan kepadatan penduduk di ibu kota. Bagi yang tidak bisa beradaptasi, kawasan kumuh adalah solusi bagi mereka. Namun, Jakarta masih menjadi kota yang menarik dengan kuliner, wisata sejarah, dan budayanya.

Kita masih bisa melihat keluwesan jalanan Jakarta pada hari mudik lebaran. Terpantau ketika mudik lebaran, ruas jalan di beberapa titik kemacetan menjadi lenggang, seperti Jalan MT Haryono. Jalan Gatot Subroto, dan selepas fly over Pancoran.

Pasca dua pekan lebaran, kemacetan mulai kembali menyapa setelah ditinggal mudik masyarakat ibu kota. Pada Selasa (2/5/2023), beberapa ruas jalan termasuk Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, dan ruas tol dalam kota dari arah Halim menuju pusat perkantoran di Jalan Gatot Subroto, terlihat mengalami kemacetan sejak pukul 07.30 pagi.

Jasa Marga mencatat bahwa lebih dari 1,5 juta kendaraan telah kembali ke wilayah Jabotabek pada akhir pekan tanggal 30 April sesudah libur lebaran.

Meski kemacetan terjadi di Jakarta, hal itu menunjukkan bahwa perekonomian telah kembali stabil usai pandemi Covid-19. Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta terbilang cukup besar sehingga banyak orang yang rela menerpa kemacetan untuk bertahan hidup. Jika diperhatikan, meningkatnya volume kemacetan disebabkan oleh para pekerja yang berangkat menuju kantor tujuan.

Walaupun terkenal dengan kemacetannya, Jakarta masih menarik bagi segelintir orang. Dengan demikian, hal tersebut dapat menambah beban kemacetan dan memicu peningkatan jumlah penduduk di Jakarta.

Setiap tahunnya terutama setelah lebaran, Jakarta mendapat ledakan penduduk dari luar kota. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta memprediksi, akan ada penambahan sekitar 30.000–40.000 orang.

Berkenaan dengan itu, artinya kemacetan di Jakarta setelah lebaran bukan hanya akan bertambah secara temporer, melainkan akan menjadi permanen. (NM/AYY)