Tekanan untuk Overachiever: Mengapa Kita Merasa Harus Melakukannya?
Foto: Peter Dazeley-Getty Images
GEMAGAZINE – Dalam dunia pendidikan dan karier saat ini, tekanan untuk mencapai lebih dari yang seharusnya, atau dikenal sebagai overachiever, terasa semakin mendalam. Dari berjam-jam menghadiri kelas sampai lembur mengerjakan pekerjaan rumah, tuntutan ini dapat menjadi pemicu stres berlebihan. Namun, pertanyaan yang muncul adalah: mengapa kita merasa harus melakukan hal tersebut?
Melihat laporan dan penelitian terkini, overachiever sering kali tidak mendapatkan pengembalian yang signifikan meskipun telah memberikan komitmen dan pengorbanan besar dalam perjalanan akademis mereka. Terkadang, hasil dari kerja keras ini tidak selalu sebanding dengan investasi yang diberikan. Sebagai contoh, mendapat angka 80 pada ujian setelah usaha keras yang dilakukan bisa menyebabkan kekecewaan mendalam. Namun, pertanyaannya, apakah seharusnya kita menilai diri kita berdasarkan hasil akhir semata?
Di era media sosial yang semakin populer, tekanan untuk overachiever semakin terasa. Tampilan sempurna dan pencapaian gemilang sering kali dipamerkan di platform media sosial yang menambahkan beban berat pada generasi muda. Rasa tidak seperti biasanya, seperti ada standar baru yang harus dipenuhi, membuat banyak individu merasa cemas dan tertekanpun bisa menjadi pedang bermata dua, di satu sisi memberikan dorongan untuk berkembang, tetapi di sisi lain bisa juga melukai perasaan dan harga diri.
FAKTOR TEKANAN PADA OVERACHIEVER
Workaholic juga menjadi salah satu karakteristik umum dari overachiever. Mereka sering kali meletakkan lebih banyak tanggung jawab pada diri mereka sendiri daripada yang seharusnya, terjebak dalam siklus bekerja tanpa henti. Mereka mungkin merasa bahwa hanya dengan berusaha lebih keras dan bekerja lebih lama, mereka akan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Tentu saja, banyak faktor yang dapat berkontribusi pada tekanan untuk overachiever, salah satunya adalah rasa ketidakamanan (insecurity). Upaya untuk menyelesaikan tugas dengan sempurna bisa memberikan perasaan peningkatan harga diri dan pencapaian, yang mungkin sangat diinginkan oleh banyak orang. Namun, pada saat yang sama, penting bagi kita untuk mengingat bahwa proses dan perjalanan juga memiliki nilai yang sama pentingnya dengan hasil akhir.
BAGAIMANA CARANYA MENGHADAPI TEKANAN OVERACHIEVER?
Hal yang perlu dilakukan adalah belajar untuk mempercayai proses dan tetap berusaha dengan gigih. Terkadang, kita terlalu fokus pada hasil akhir sehingga kita lupa untuk menikmati perjalanan menuju pencapaian tersebut. Kita perlu ingat bahwa kita tidak sedang berlomba melawan waktu, dan waktu pun tidak sedang mengejar kita. Terdapat waktu untuk naik dan turun, serta kesempatan untuk belajar dari setiap pengalaman. Pintu yang tertutup hari ini mungkin akan membuka pintu lebih baik untuk kita di masa depan.
Dalam menghadapi tekanan untuk overachiever, yang terpenting adalah mencapai keseimbangan yang sehat antara usaha dan rileksasi, antara fokus pada tujuan dan menikmati prosesnya. Jika kita mampu merangkul filosofi ini, kita dapat meredakan tekanan berlebihan dan menghadapi perjalanan hidup dengan lebih bijaksana. (TGP/TMM)