Tren Bunuh Diri Meningkat: Perlu Upaya Pencegahan Serius
Foto: Kompas.com
Bunuh diri merupakan tindakan fatal yang mewakili keinginan seseorang untuk mati. Dalam psikiatri, bunuh diri adalah krisis besar, sedangkan pembunuhan dan penyakit berpotensi fatal yang tidak terdiagnosis merupakan krisis kejiwaan yang kurang umum.
Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Data tersebut sudah melampaui kasus bunuh diri di tahun lalu. Penyebab utama peningkatan kasus bunuh diri di Indonesia adalah masalah kesehatan mental.
Faktor Utama
Individu yang menderita gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, atau gangguan bipolar dapat mengalami rasa putus asa dan kehilangan harapan. Sayangnya, stigma sosial yang melekat pada masalah kesehatan mental masih ada di masyarakat Indonesia yang membuat banyak individu enggan mencari bantuan.
Depresi adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati. Berhenti melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu. Gejala yang biasanya terlihat dari orang yang mengalami depresi adalah kemurungan, kesedihan, kehilangan gairah hidup, perasaan bersalah, merasa tidak berguna dan putus asa, mengalami gangguan tidur, atau bahkan tidur yang berlebihan. Lalu, kehilangan perasaan senang, kehilangan semangat, dan meninggalkan hobi yang disukai sehingga produktivitas menurun. Dampak dari gangguan kesehatan mental ini yaitu munculnya keinginan untuk bunuh diri dalam pikirannya dan berdampak pada kematian.
Perkembangan teknologi dan media sosial juga memainkan peran penting dalam hal ini. Teknologi modern telah memungkinkan untuk melakukan penyebaran konten yang menggiring opini melalui media sosial, termasuk cyberbullying yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental, terutama pada remaja.
Pendidikan berkaitan dengan status pekerjaan, status ekonomi, dan status sosial seseorang sehingga pendidikan mempengaruhi peran sosial dan pembagian kerja dalam masyarakat, seseorang akan merasa dibutuhkan dalam masyarakat dan hal ini menjadi faktor pada terjadinya bunuh diri. Ditinjau dari masalah sosial ekonomi, seperti pengangguran, kesulitan finansial, dan tekanan dalam lingkungan kerja, memberikan dampak pada kondisi kesehatan mental masyarakat dunia mampu memicu perasaan putus asa yang berujung pada tindakan bunuh diri.
Pencegahan yang Diperlukan
Mencegah bunuh diri membutuhkan strategi di semua lapisan masyarakat. Ini termasuk strategi pencegahan dan perlindungan bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Setiap orang dapat membantu mencegah bunuh diri dengan mempelajari tanda-tanda peringatan, mempromosikan pencegahan dan ketahanan, serta komitmen terhadap perubahan sosial.
Pendidikan dan kesadaran tentang masalah kesehatan mental harus ditingkatkan. Perlu adanya upaya nyata dalam mengurangi stigma terkait dengan masalah ini. Pemerintah dan lembaga kesehatan harus memperluas akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas, serta memberikan dukungan kepada individu yang berisiko.
Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan bunuh diri, diantaranya:
-
Kenali Tanda Peringatan Bunuh Diri.
Tanda umum seperti mengasingkan diri atau menganggap diri sebagai beban kehidupan. Tanda peringatan lain meliputi pola tidur yang terganggu, kecemasan, agitasi, putus asa, mudah marah, menarik diri dari teman atau keluarga, dan berpikiran sangat membenci diri sendiri. Terkadang mereka merasa menjadi beban bagi orang lain, kehilangan minat, merasa “tidak ada yang penting”, menyerah pada diri sendiri, sering mengungkapkan permintaan maaf, dan banyak lagi ungkapan pikiran, rencana, dan tindakan untuk bunuh diri lainnya. Dengan mengenal tanda peringatan bunuh diri ini, kita bisa lebih waspada, lebih banyak meluangkan waktu untuk tetap berada disampingnya, lebih banyak bertanya, dan lebih cepat turun tangan untuk menyelamatkannya.
-
Penyediaan Layanan Kesehatan Mental yang Terjangkau
Meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau, seperti memberikan akses yang lebih baik lagi untuk ke psikolog, psikiater, dan terapis, serta menyediakan layanan kesehatan mental di tingkat primer akan sangat membantu dalam mengurangi peningkatan angka bunuh diri.
-
Kontak Darurat
Penyediaan layanan konseling krisis dan hotline darurat yang tersedia 24 jam, khususnya di tempat-tempat yang rawan terjadinya bunuh diri ini akan sangat membantu bagi individu yang membutuhkan.
-
Peran Pemerintah
Dalam hal ini peran pemerintah juga sangat penting, yaitu dengan menyediakan dana untuk layanan kesehatan mental, khususnya bagi masyarakat bawah yang masih kurang mampu untuk mendapatkan bantuan profesional, melakukan promosi dan kampanye tentang pencegahan bunuh diri, serta mendukung para peneliti dalam penelitian kesehatan mental.
Semua orang memiliki peran penting dalam membantu mencegah kasus bunuh diri. Untuk menangani masalah ini, pemerintah, sektor kesehatan, dan masyarakat harus bekerja sama dan menyadari satu sama lain. Dengan adanya kerja sama, kita dapat menghentikan peningkatan angka bunuh diri dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. (vmg/hnr)