Foto: Pexels.com

GEMAGAZINE – Saham merupakan instrumen investasi dengan risiko yang relatif tinggi karena harganya sangat fluktuatif. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam melakukan investasi saham, termasuk analisis yang cermat untuk meminimalkan risiko kerugian yang mungkin terjadi.

Dalam memprediksi pergerakan harga saham, para investor harus memahami bahwa memasuki pasar saham bagaikan mengarungi samudra luas yang menjanjikan kekayaan. Namun, terdapat risiko besar di dalamnya.

Untuk mengarungi samudra luas yang penuh dengan risiko tersebut, diperlukan keahlian dan teknik yang mahir. Dalam dunia saham, terdapat dua teknik yang akan membantu para investor untuk mengarungi fluktuatifnya harga pasar.  Kedua teknik tersebut, yaitu menggunakan analisis fundamental dan teknikal.

Analisis Fundamental Saham

Analisis Fundamental merupakan metode pengukuran yang digunakan oleh investor untuk menilai keamanan nilai suatu saham. Tujuan dari analisis ini adalah memperoleh gambaran tentang nilai intrinsik saham, yang digunakan untuk menentukan apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak.

Metode ini melibatkan pemeriksaan faktor keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan. Indikator yang biasanya digunakan mencakup Return to Equity (ROE), Price to Earning Ratio (P/E), Earning per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER).

Selain faktor ekonomi dan keuangan, penting juga memeriksa efektivitas manajemen perusahaan, kondisi makro global, dan persaingan di sektor industri perusahaan terkait. Hal ini dianggap sebagai indikator yang dapat memengaruhi nilai keamanan sebuah saham.

Analisis Teknikal Saham

Berbeda dengan metode analisis fundamental, analisis teknikal merupakan metode analisa harga yang memeriksa aktivitas pasar dengan mengolah data-data historis sebagai indikator utamanya. Baik dengan data pergerakan harga saham maupun volume transaksi, digunakan untuk memprediksi pergerakan harga kedepannya.

Analisis ini umumnya digunakan oleh investor dan trader yang aktif bertransaksi saham dengan jangka pendek, seperti harian. Analisis teknikal melibatkan beberapa istilah kunci, seperti trend, chart, support, dan resistance.

Dalam analisis teknikal, terdapat banyak indikator sebagai alat bantu yang memiliki fungsi untuk memastikan apakah analisis yang dilakukan memiliki tingkat probabilitas tinggi atau tidak. Indikator yang umum digunakan oleh para trader, seperti Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Stochastic Oscillator (SO), Relative Strength Index (RSI), dan Bollinger Bands (BB).

Dalam berbagai jenis analisis saham, setiap metode akan menghasilkan hasil yang berbeda, tergantung pada tujuan investor. Analisis Fundamental dan Teknikal memiliki keuntungan dan risiko masing-masing. Oleh karena itu, penggunaan kombinasi keduanya dianggap lebih optimal.

Sebagai contoh, penilaian terhadap kecocokan suatu saham untuk dibeli dapat dilakukan dengan menganalisis performa perusahaan menggunakan analisis fundamental. Setelah yakin bahwa fundamental perusahaan tersebut baik, analisis teknikal dapat digunakan untuk menentukan timing yang tepat dalam membeli atau menjual saham, serta memprediksi arah pergerakan harga.

Seorang figur pop kultur asal Inggris, Philip Guedalla, pernah menyatakan, “l’histoire se répète,” yang berarti “Sejarah berulang dengan sendirinya.” Analogi ini juga dapat diterapkan pada harga saham, yang cenderung kembali ke level yang sama pada suatu saat mendatang. Jika harga saham mengalami penurunan hari ini, kemungkinan besar akan kembali naik ke level yang sama, seperti sebelumnya.  (pa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *