Peran Penting Indonesia dalam Mendukung Aksi Iklim dan Ekonomi Hijau
GEMAGAZINE — Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung serta memperkuat aksi iklim dan ekonomi hijau untuk masa depan. Aksi iklim adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Dilansir oleh kemenkeu.go.id pada Jum’at (13/4), Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia akan memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim atau Coalition of Finance Minister for Climate Action (CFMCA).
Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (CFMCA) bertujuan untuk memperkuat kapasitas, pertukaran pengetahuan, dan praktik terbaik dalam mengintegrasikan aksi iklim ke dalam kebijakan makroekonomi dan fiskal. Mengintegrasikan aksi iklim ke dalam kebijakan makroekonomi dan fiskal berarti memasukkan pertimbangan tentang dampak lingkungan dan perubahan iklim ke dalam kebijakan ekonomi yang lebih luas. Hal ini termasuk dalam kebijakan fiskal yang berhubungan dengan pengeluaran pemerintah dan pendapatan.
Peran CFMCA dalam Mendukung Aksi Iklim dan Ekonomi Hijau
CFMCA membentuk workstream lintas yang difokuskan pada alam, adaptasi, dan transisi hijau. Workstream ini sangat penting untuk mengatasi isu-isu lingkungan dan iklim. Masing-masing dari ketiga fokus ini memiliki peran yang krusial dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Workstream yang berkaitan dengan alam mungkin fokus pada perlindungan dan restorasi ekosistem alami, serta konservasi biodiversitas. Adaptasi adalah aspek penting lainnya, terutama mengingat dampak perubahan iklim yang sudah terjadi dan yang akan datang. Transisi hijau adalah tentang mengarahkan ekonomi menuju sumber energi dan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.
Di bawah arahan Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, CFMCA berhasil mengaitkan 92 negara anggota dengan 26 mitra institusional, termasuk Bank Pembangunan Asia (ADB), Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) serta lainnya, untuk mendukung pembentukan kebijakan yang memperjuangkan aksi iklim. Ini menegaskan komitmen Indonesia yang kuat terhadap perlindungan lingkungan melalui serangkaian reformasi struktural yang telah dijalankan. Mulai dari restrukturisasi institusi pasca Krisis Keuangan Asia 1998 hingga langkah-langkah setelah Krisis Keuangan Global 2009, Indonesia telah mengambil langkah maju dalam memperkuat sektor keuangan dan mengimplementasikan kebijakan fiskal yang konsisten dan disiplin.
Terapkan Kebijakan dalam Memperkuat Ekonomi Hijau
Dengan penerapan kebijakan untuk meningkatkan ekonomi hijau, Indonesia bersama dengan negara-negara anggota CFMCA lainnya telah menegaskan kesiapannya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan mempercepat perubahan menuju ekonomi yang berkelanjutan, melalui kerangka Pengembangan Rendah Karbon dan partisipasi aktif dalam platform seperti Kebijakan Keuangan Iklim ASEAN di bawah ADB. Kolaborasi ini merupakan upaya bersama dari negara-negara anggota CFMCA dan kerja sama dengan mitra institusional akan membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang sambil menghadapi risiko iklim.
Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang berkelanjutan dan teknologi hijau, serta memperkuat kebijakan yang mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Langkah-langkah ini meliputi memperkuat implementasi kontribusi sektor ekonomi yang ditentukan secara nasional dalam Nationally Determined Contribution (NDC), mendorong investasi di energi terbarukan, dan meminta dukungan internasional untuk mengatasi kekurangan pendanaan iklim.
(sa/sh)